1/06/2009

Tahu .. bukan Tempe

hebat … tuh orang kok bisa tau apa yang ada didalam pikiranku, apa yang sedang melintas didalam pikiranku. Walaupun mungkin yang dia tangkap tidaklah seluruhnya, tapi cukup terlihat bahwa dia bisa menangkap apa yang ada didalam pikiranku dalam garis besarnya.

Uhm.. bagaimana mungkin bisa seperti itu ?, pikirku. Tapi bila disebut itu adalah kebetulan, atau ketidaksengajaan, pada kenyataannya aku pernah menghadapi orang-orang yang memang diberi kelebihan seperti itu. Heheehe ya gitu deh jadinya, kalau ketemu dengan orang seperti ini, jangan-jangan entar lagi mikir jorok ketangkep juga kekekeke bahaya neh … :D

Beberapa perbincangan dengan beberapa orang yang kuanggap pemahaman spiritualnya sudah sangat mapan, kuketahui dan kusadari akhirnya, bahwa “apabila seseorang itu memang dikehendakiNya, maka seseorang itu bisa mendapatkan “tahu”, jadi mengetahui beberapa atau banyak hal yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia lainnya”.

Mendadak tahu [bukan mendadak dangdut … :P} tiba-tiba seseorang bisa mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh orang lain, mengetahui suatu kejadian yang belum terjadi, atau mengetahui kejadian yang sudah lewat, juga mengetahui tentang suatu pemahaman yang sarat keTuhanan.

Pernah kudengar dari seorang pak tua yang juga seorang guru silat dan tenaga dalam dengan dasar pernafasan, bahwa dulu yang pernah menjadi gurunya bisa menangkap sesuatu yang baru saja terniatkan dari seseorang kepadanya. Boleh percaya atau tidak, terserah deh heheheh, ceritanya begini kira-kira, waktu itu kebetulan guru dari pak tua ini sedang duduk melihat para muridnya berlatih tenaga dalam, kemudian tiba-tiba sang guru berdiri dan melangkan menuju pintu keluar padepokan, lalu melakukan tiga buah gerakan seperti silat, terlihat seperti menahan, mendorong kemudian menjatuhkan. Tentu saja sikap sang guru terlihat aneh bagi muridnya, karena sang guru seperti sedang benar-benar berusaha menahan seseorang mendatanginya, mendorong serta menjatuhkan. Setelah melakukan hal itu, sang guru kemudian kembali duduk dalam sikap meditasinya dan kembali menyuruh para muridnya melanjutkan latihan.

Dua hari kemudian setelah kejadian itu, tiba-tiba padepokan yang berpusat di padalarang tersebut didatangi seseorang yang katanya sih dari banten mencari sang guru. Setelah orang dari banten itu bertemu dengan sang guru, tiba-tiba dia langsung memberikan salam hormatnya, dan menyatakan diri ingin menjadi murid sang guru. Setelah beramah-tamah sejenak, kemudian barulah orang dari banten itu bercerita. Dia adalah seorang jawara, yang selalu ingin menjajal kehebatan para pendekar-pendekar silat di tanah air. Kehebatan sang guru juga terdengar olehnya, sehingga timbul keinginannya untuk mencoba, namun baru saja dia hendak berangkat keluar dari rumahnya menuju padalarang tempat padepokan sang guru berdiri, dia merasa seperti langkahnya tertahan dan tidak bisa menembusnya seakan-akan dihadapannya ada sebuah tembok yang begitu kokoh dan kuat, lalu setelah tak bisa menembus tembok itu, sang jawara terdorong beberapa meter kebelakang seolah-olah ada seseorang yang mendorongnya kebelakang, dan diakhiri dengan terbanting jatuh kebawah, tak berkutik lagi karena semua tenaganya seperti hilang. Sadarlah para murid dipadepokan itu dengan apa yang dilakukan sang guru pada waktu latihan dua hari yang lalu. Ternyata sang guru sedang menahan sang jawara ini sekaligus memberikan jawaban bahwa diatas langit masih ada langit heheheh, walhasil baru saja terniat untuk mencoba didalam hati sang jawara, sang guru sudah bisa menangkap niat tersebut dan menghalanginya.

Ruarrr biasaaa …. Aneh tapi nyata ….. disebut mustahil tapi kejadian … karena pak tua yang bercerita ini ada disitu saat kejadian itu.



Uhm … jarak yang begitu jauh, tapi niat sang jawara bisa tertangkap. Apakah ini juga karena sang guru mendapatkan “tahu” dari Dia ?

Karena pernah sedikit belajar tentang energi dan sering berbincang dengan orang-orang yang mendalami tenaga dalam, ada sesuatu yang terpikirkan dan juga kupahami. Didalam diri kita ada semacam penangkap dan penerima sinyal, semakin kuat pancaran sinyal yang bisa dikeluarkan, dan semakin kuat penangkap sinyal dalam menangkap getaran, maka hal seperti diatas menjadi sangat mungkin terjadi. Tentulah karena sang guru sudah sangat mapan ilmunya, maka dengan mudah dia bisa menangkap sinyal-sinyal atau getaran-getaran energi dari sekitarnya, baik yang jauh ataupun dekat, baik dari alam ataupun dari manusia. Sinyal-sinyal itu tentunya adalah bentukan energi-energi, energi yang sangat halus. Ya pikiran dan juga yang terbentuk di hati setiap manusia adalah energi juga, dan penangkap sinyal sang guru yang sudah sangat kuat bisa menangkap getaran atau sinyal dari sang jawara, terlebih lagi karena niat itu tertuju padanya.

Hebat juga teknologi manusia ini yah …. :]

Lantas bagaimana bila seseorang itu tiba-tiba bisa mengetahui sesuatu kejadian yang belum terjadi atau sudah pernah terjadi ? bagaimana bisa seperti itu ? tidak mungkin “tahu” itu muncul begitu saja, pasti tahu itu karena mendapat tahu, atau diberi tahu.

Kalau di alquran sendiri dikatakan, bahwa apa-apa yang didalam hati manusia itu hanyalah Dia yang maha mengetahui dan juga orang-orang yang dikehendakiNya untuk mendapat tahu. Lalu menurut seseorang yang kukenal dalam ilmu agamanya, tentu saja apa yang bisa masuk kedalam pikiran dan hati ini, bisa juga didapatkan dari selain Dia, tapi dari mahlukNya yang lain yang juga punya kemampuan memasukkan sesuatu kedalam hati dan pikiran kita. Lantas bagaimana membedakannya ? agar menjadi tahu bahwa “tahu” ini berasal dari Dia atau bukan agar tidak tersesat dan menyesatkan.

Coba bayangkan saat itu terjadi pada diri kita sendiri, tiba-tiba menjadi tahu sesuatu hal yang tidak orang lain tahu, atau mengetahui niat dalam hati seseorang, atau mengetahui suatu kejadian yang belum terjadi. Hehehe anda akan dianggap orang gila …. Mengada-ngada dan membual, disebut mempunyai pikiran yang tidak waras dan pikiran macam-macam saja.

Belum lagi kendalanya adalah, saat itu dimiliki oleh seseorang yang terlihat belum lah mapan ilmunya, tidak alim, masih kotor hatinya, masih rendah kesadarannya dan kelemahan-kelemahan lainnya, tentu semakin tidak bisa dipercaya, sekalipun terjadi mungkin hanya akan dibilang sebuah kebetulan belaka. Berbeda bila itu kita lihat dari seseorang yang sudah mumpuni tingkat spiritualnya, kita masih bisa lebih mempercayai karena mungkin telah semakin dekat dengan Dia sehingga wajar bila diberi kelebihan seperti itu.

Bila yang mengalaminya hanya orang yang biasa-biasa saja, saat mengalami itu, maka bisa saja apa yang masuk kedalam pikiran kita itu sebenarnya hanyalah muncul dari pikiran kita sendiri yang membentuknya, atau mungkin terbentuk dari rasa khawatir, hasrat terpendam, rasa takut dan buruk sangka saja.

Akhirnya yang mengalaminya pun menjadi bingung dan bertanya-tanya, apa memang begitu kejadian sesungguhnya, atau benar itu karena dia diberitahuNya, mendapat izinNya untuk tahu.

Susah juga yah ….

Belum lagi perbedaan-perbedaan pendapat yang muncul dari “tahu” yang didapati seseorang itu. Bila yang terlihat atau, yang diketahui didalam hati kita itu misalkan tentang sebuah kejadian yang buruk yang akan menimpa seseorang, atau niat tidak baik yang ditujukan kepada seseorang, beberapa beranggapan bahwa biarkan saja itu terjadi, kita tidak perlu ikut campur mengurusinya. Ikut campur urusan orang aja .. katanya .. ehehe, karena menurut sebagian mereka, bila lah kejadian buruk yang terlihat itu terjadi, tentu orang yang tertimpa keburukan itu akan mendapatkan sebuah pelajaran baru. Bagi sebagian lainnya dan juga dari seseorang yang kuanggap sudah mencapai tingkatan makrifat, bila memang kita mendapat “tahu” atau melihat sesuatu kejadian yang buruk yang menyebabkan takdir buruk bagi seseorang lainnya, tidaklah salah untuk merubah itu dengan membantunya bila kita cukup mampu. Kecuali bila memang kita tidak mempunyai daya apapun untuk membantu atau merubahnya, karena menurutnya perbuatan itu bukanlah berarti kita sedang menentang takdirNya, baik itu takdir terhadap diri kita ataupun takdir hidup seseorang.



Uhm … tapi rasanya aku masihlah terlalu jauh untuk bisa mendapatkan “tahu” itu dariNya, mengingat diriku masih banyak dilumuri kesalahan dan keburukan sebagai manusia biasa. Kini aku hanya ingin menyikapi itu dengan berpura-pura tidak tahu saja, mengacuhkannya dan menganggap bahwa aku memang tidak pernah tahu dan mendapatkan tahu, kecuali apabila itu dirasakan tertuju untuk diriku. Tidak ingin lagi aku menjadi orang yang mencampuri urusan orang lain karena sesuatu yang aku sendiri begitu sulit menyadarinya, begitu sulit untuk mencari tahu kebenarannya, apakah itu berasal dari DIA, atau datang dari mahlukNya yang lain yang memang bisa menyusupkan segala macam pikiran dan kata-kata didalam hatiku, atau muncul karena pikiranku sendiri yang dianggap ngawur kebanyakan orang.

Pengalamanku saat mendapati hal itu, sekalipun yang terlihat adalah sesuatu yang bisa saja terjadi terhadap orang lain, dan kemudian dibelakangan hari kudapati benar apa yang terlihat itu, tetap saja aku menjadi orang yang salah, karena terlalu ikut campur, karena dianggap sok tahu, karena dianggap berpikiran macam-macam dan buruk sangka terhadap orang lain. Hehehehe serba salah deh si aku ini jadinya …. Jadi mendingan sekarang sih … cuek aja deh beibeh …………. Karena sesungguhnya aku tidak punya apa-apa, tidak tahu apa-apa dan tidak bisa apa-apa. Semua yang aku punya, aku tahu, aku bisa itu adalah semata-mata Dia yang punya, Dia yang tahu dan Dia yang bisa … bukan aku. Aku ….. kosong …………



No comments:

Post a Comment