1/30/2009

Satu lagi …

Ada yang berbeda, ada yang berubah …
Yang dulu indah kini menjadi tak seindah dulu lagi ..
Yang dulu menyenangkan kini tak lagi menyenangkan ..
Dulu begitu bahagia … sekarang tak setitik pun bisa menjadi bahagia ..

Cinta itu tak lagi diperjuangkan ..
Cinta tak lagi berjuang …
Rindu itu tak lagi indah …
Rindu itu sudah menjadi sesuatu yang biasa saja untuknya ..

Adanya diriku kini tak lagi menjadi sama …
Hanya menjadi sesuatu yang sama dengan yang lainnya …
Dulu aku merasa begitu istimewa …
Kini tak ada lagi yang istimewa untuknya dariku…

Dulu aku begitu mudah untuk memasuki pintu itu …
Kini aku tak bisa lagi masuk ke situ….
Dulu aku menjadi bagian dari rumah itu …
Sekarang aku tidak lagi menjadi bagian yang sama seperti dulu ..

Aku tahu aku tidak bisa lagi masuk ke dalam hatinya …
Tidak lagi menjadi bagian yang bisa membahagiakan dia
Dan selama ini pun tak pernah bisa bahagiakan dia ..
Aku hanya sesuatu yang “tidak pernah bisa” untuknya ..

Lalu kenapa aku harus menghubunginya lagi …
Sementara aku tahu aku tidak akan diterimanya menjadi bagian yang seperti dulu lagi
Kenapa aku tidak bisa membahagiakan dia dengan tidak lagi memasuki hidupnya ..
Tidak lagi muncul dalam hidupnya …
Kenapa aku begitu jahat …
Dan kenapa aku harus membuat luka dalam diriku sendiri
Kenapa aku harus kembali kesini lagi ….
Kenapa tidak kubiarkan saja dia jauh dari hati ini ..

Uhm .. ya .. aku tidak ingin lagi menyakiti apapun tentang dia sedikitpun ..
Aku akan bisa pergi seutuhnya ..
Aku harus bisa pergi dari sini membiarkan dia bahagia dengan hidupnya ..
Aku pasti BISA ….. untuk dia …

Biar dia saja yang menarikku lagi bila aku memang untuk dia dan dia untukku ..
Aku tak akan mencarinya lagi …
AKU BUKAN LAGI HIDUPNYA …
BUKAN LAGI APA APA …

AKU HARUS PERGI …..
AKU PASTI BISA PERGI ………..
TUHAN …. JAGA DIA UNTUKKU … BAHAGIAKAN DIA UNTUKKU …
Amien ….

Pasangan Hidup ..

Sebuah percakapan di YM dengan seorang temanku …

J : hi F.. kamu kan laki-laki, menurut kamu, wanita yang ideal untuk menjadi pasangan kamu itu seperti apa ?
F : uhm.. tergantung, pasangan dengan tujuan apa ? ada orang yang mencari pasangan hanya sekedar untuk berpacaran dan have fun, ada yang mencari pasangan karena ada sesuatu yang dia inginkan dari pasangannya, ada juga yang mencari pasangan sekedar untuk mempertunjukkan nafsunya, dan lainnya lagi.
J : yeah, kamu tahu saya udah pernah punya suami, jadi pertanyaan saya pasangan hidup.
F : uhm… kalo itu yang ditanyain, menurut saya pribadi, kunci dari sebuah hubungan jika memang mempunyai tujuan yang jelas adalah, kepercayaan, kejujuran dan keterbukaan, dari situ muncul saling menghargai perasaan dan menghormati.
J : terus bagaimana kalau seandainya dari pasangan tersebut, salah satu sudah seperti yang kamu bilang, tapi yang satunya lagi mengkhianati, dalam artian dia tidak jujur, tidak terbuka dan tidak bisa dipercaya ?
F : well, … F cuman bisa bilang, berarti salah satu pasangannya itu belum menemukan pasangan sejatinya, bila pengkhianatan itu sudah terjadi, berarti mungkin tidak ada kesepahaman tentang tujuan, atau, memang berbeda tujuannya. F yakin bila keduanya mempunyai tujuan yang sama, maka kejujuran, kepercayaan dan keterbukaan itu akan ada pada pasangan tersebut :]
J : :[ saya sudah berusaha seperti itu F, tapi kenapa saya selalu menemukan seseorang yang tidak punya apa yang kamu bilang itu, akhirnya selalu gagal dan gagal, lalu sakit hati. Apa memang ada orang yang seperti kamu bilang itu F ?
F : uhm… kalau gagal, bukan berarti tidak ada orang yang seperti F bilang tadi bu, tapi yang lebih tepat, J belum nemuin orangnya. Orang yang punya kejujuran, kepercayaan dan keterbukaan itu selalu akan ada, dan saat orang itu menemukan orang yang sama, maka tercapai tujuan itu dengan baik. Mana ada orang yang mau dibohongi, dikhianati, tentu saja tidak ada yang mau.
J : yah F, mungkin karena saya selama ini hanya menemukan orang yang tidak punya tujuan yang sama dengan saya, sampai saya merasa sepertinya semua laki-laki itu sama aja.
F : mana bisa begitu bu :], tidak ada orang yang sama, selalu ada kekurangan dan kelebihan dari setiap orang.
J : kamu pasti udah nemuin orang yang punya tujuan yang sama dengan kamu F :], kalo ga, ga mungkin kamu bisa bilang begitu kan hehehe
F : uhm ..sudah .. F udah nemuin J :]
J : kalo misalnya kamu udah punya yang setujuan dalam hidup kamu, tapi kemudian dibelakang hari orang itu berubah, misalkan tidak lagi terbuka, sulit untuk bisa kamu percaya dan tidak jujur, apa kamu masih mau pertahankan F ?
F : kalau kamu udah nemuin seseorang yang terbaik buat diri kamu, seharusnya dimata kamu dia akan menjadi sempurna sekalipun banyak kekurangannya, dan tujuan dari berpasang-pasangan itu tentunya untuk saling memperbaiki, sehingga pada akhirnya kekurangan kita akan ditutupi oleh kelebihan pasangan kita, intinya pasangan itu akan saling masuk ke dalam pembelajaran, bahwa perbedaan yang ada itu seharusnya menjadi saling menguatkan, bukan untuk menghancurkan.
J : bagaimana bisa ? yang ada saya malah sakit hati kalau tahu pasangan saya berbohong, dan menutup nutupi sesuatu dari saya F, apa saya harus terus bersabar nerimanya ? sabar ada batasnya .. !
F : :] seharusnya sih sabar ga ada batasnya, justru harus menjadi semakin sabar. Untuk yang terbaik dalam hidup menurut kamu, kamu pasti akan mengusahakan yang terbaik juga, kamu akan perjuangkan dengan sepenuh hati…
Ga ada ceritanya hubungan itu akan selalu mulus, pasti ada rintangannya, nah … kalau mau ngerasain yang manis, ya harus mau juga ngerasain pahit. Kalau sudah bisa nerima itu dan kemudian belajar dari yang pahitnya, maka semuanya akan menjadi manis, kalau bisa menyadari bahwa diri ini salah, ya perbaiki, yang sudah baik ya pertahankan lah .. :]
J : kamu masih berjalan dengan yang terbaik kamu itu F ? :]
F : uhm … terkadang kita harus melepaskan sesuatu sekalipun itu yang terbaik yang kita rasakan dan kita inginkan, karena mungkin dengan melepaskannya, yang terbaik itu bisa lebih merasakan bahagia. Ya tapi setidaknya F udah berjuang, udah coba perbaiki dan pertahankan, tapi bila perbedaan itu sudah pada tujuannya, maka biarkan dia bahagia dengan jalan dan pilihan hidupnya sendiri.
J : loh, jadi kamu juga ga bisa donk pertahankan itu ? kenapa harus menyerah ?
F : bukan tidak bisa pertahankan, dan sama sekali tidak menyerah, bahkan tidak pernah menyerah, karena F merasa memang dia yang terbaik J. tapi apa gunanya bila terus pertahankan dan perjuangkan, kalau orang yang kita pertahankan itu memang tidak punya lagi apa-apa untuk dirasakan dengan F ? akhirnya F Cuma akan menyakiti dia, akhirnya ini semua Cuma jadi memaksakan kehendak F sendiri, sementara dia tidak menghendaki yang sama.
Bila sudah diperjuangkan dengan sepenuh hati, dan itu tidak menjadi kebahagiaan kita, maka terima saja itu menjadi takdir, karena F memang sudah ga nemuin jalan lain selain lepas dan pergi dari yang terbaik itu.
J : seandainya dia ingin kembali, apa kamu bisa terima ?
F : uhm .. rasanya sulit membayangkan dia akan kembali J :] si F ini terlalu sulit untuk bisa dia terima kekurangannya. Tapi kalau ada keajaiban dan dia ingin kembali, dia harus sudah bisa nerima F apa adanya, karena F ga akan berubah … akan tetap seperti ini.
J : kenapa ga berhenti dan mencari yang lain ?
F : I wish I could … :] tapi saat ini ga bisa … tapi mudah2an suatu hari nanti bisa J :]
J : …….
F : percaya aja deh J, kalau kamu liat angkasa di atas sana, ada berjuta-juta bintang yang jadi hiasan malam, dan diantara banyaknya bintang itu, pasti ada satu yang tertuju untuk kamu, dan kalau kamu sudah bisa menemukan bintang itu, dia pasti akan bersinar paling terang di mata kamu, sehingga saking terangnya dia, cahayanya akan menutup mata kamu untuk bisa melihat cahaya bintang yang lain, yang ada hanya bintang itu dihati kamu nantinya. Ga akan ada yang lain deh .. believe me …:]
J : thank you F, mudah-mudahan kamu juga dapetin bintang kamu itu yah :]
F : amien …

1/27/2009

“Dunia” Baru …

Setelah banyak yang kulewati sejak tahun 2007 akhir lalu sampai akhir 2008, banyak hal yang kini berubah sepertinya dalam diriku.
Ada yang datang, ada yang datang, semuanya silih berganti menggambarkan betapa hidup itu akan selalu menyiratkan keseimbangan semesta sebagai sebuah hukum alam yang akan selalu seperti itu.

Kehilangan bagian hidup yang menjadi belahan jiwa, kehilangan seseorang yang sudah begitu dekat dan selama ini menjadi sahabat, tidak lagi bekerja ditempat dulu, kehilangan banyak hubungan dengan orang-orang yang cukup dekat denganku.
Dimasa kehilangan, banyak sudah pelajarannya, banyak sudah suka dan dukanya.

Kini aku menemukan sebuah keluarga yang menganggap aku sebagai bagian dari keluarga mereka, juga menemukan seseorang yang baru yang juga lagi-lagi menurutnya pernah menjadi bagian dalam masa laluku.
Kalau dulu juga pernah ada yang mengatakan bahwa aku adalah soulmatenya, tapi aku tidak merasakan getaran apa-apa, tapi yang baru ini, memang aku merasakan ada getaran yang seakan-akan berkata bahwa aku memang mengenalnya dengan dekat juga.

Kini dalam hidupku, aku mengenal tiga orang yang bisa kurasakan kedekatannya. Yang pertama adalah seseorang yang pernah kucintai dan kusayangi, yang kedua seseorang yang pernah datang ke sebuah komunitas tempat aku mengenal spiritual, tapi berhubungan hanya saat itu saja, dan yang ketiga adalah yang baru saja ku kenal ini.

Sungguh luar biasa saat kudengarkan penuturannya dalam pencarian untuk bertemu dengan aku. Sementara aku tidak pernah mencari-cari orang yang pernah dekat di masa laluku, karena memang aku bukan orang yang punya kemampuan untuk merasakan itu dengan kuat dan tidak bisa melihat ke masa lalu.

Aku memang bisa merasakan nyaman dengannya, dia bisa bercerita begitu banyak padaku, menceritakan semua perjalanan dia hingga akhirnya dia menemukan aku.
Sungguh cerita yang sulit diterima oleh logikaku, tapi kenyataannya memang akhirnya dia menemukan aku, dan aku akhirnya bisa melihatnya dari dekat saat dia menyengaja datang untuk menemui aku.

Ternyata dia berwajah sangat cantik, dan lagi-lagi tingginya lebih tinggi dari aku hehehe…Dan samanya lagi, dia sudah berkeluarga, sudah punya seorang anak dengan suaminya. Karena ada sebuah perasaan bahwa aku dengan dia begitu dekat, hingga tidak ada perasaan canggung saat bersama dia. Dia banyak bercerita dengan semangatnya kepadaku, dan aku pun bisa bercerita banyak tentang diriku selama ini.

Tapi tetap saja, aku tidak merasakan ada kedekatan yang begitu istimewa seperti dulu aku pernah merasakannya dengan orang yang kucintai itu. Dan yang jelas aku berharap, tidak ada lagi kejadian seperti sebelumnya, tidak lagi aku ingin masuk kedalam perasaan wanita ini, dan dia pun juga masih bisa menjaga perasaannya. Satu hal ku syukuri bahwa dia sangat bahagia dengan keluarganya saat ini, kehidupan rumah tangga mereka harmonis dan penuh cinta. Kuharap apa yang dikatakannya itu akan terus seperti itu, dan tidak ada celah yang akan menyebabkan hubungan keluarganya ini menjadi berubah terutama setelah ada aku dalam hidupnya.

Aku akan menjadi temannya yang baik, dan dia pun berkata yang sama.
Rasanya menyenangkan bisa menemukan kembali orang yang bisa berbagi tanpa harus ada kekhawatiran dalam hatiku. Aku akan menjaga hal ini akan terus seperti ini, dan menjauhkan hal yang bisa menyebabkan hal ini rusak.

Semoga dunia baruku, hidup baru ku berubah menjadi lebih baik, dan semua orang yang kusayangi dan kucintai juga mendapati kebahagiaannya.,,, amien ..


Keluarga Baru …

Suatu hari aku menerima sebuah sms yang nomornya sama sekali tidak ku kenali. Orang itu mengatakan dia adalah salah satu member disebuah milis tempat aku belajar banyak hal tentang spiritual, dan maksud dia menghubungiku karena ada banyak hal yang ingin dia tanyakan padaku.
Entah darimana dia mendapatkan nomorku waktu itu, tapi ku bilang padanya, kalau memang dia member dari milis yang dimaksud, seharusnya dia bertanya langsung pada sang grand master yang sudah jelas-jelas mumpuni pemahaman spiritualnya.

Sejak itu dia mulai menghubungiku juga melalui email. Sedikit banyaknya akhirnya kujawab juga beberapa pertanyaannya semampu dan sepengetahuan yang aku bisa.
Tak lama dari situ, email ku tiba-tiba kembali mendapati seseorang yang tidak ku kukenal juga. Kali ini seorang wanita.

Sama dengan orang yang sebelumnya, wanita ini pun bertanya banyak hal tentang seputar masalah spiritual dan energi. Aku heran, kenapa dia yang sudah masuk dimilis itu dan tahu ada masternya yang pasti ilmunya sangat luas dan bisa menjawab pertanyaan dia dengan tuntas, tapi malah dia menunjuk aku untuk memberikan jawaban-jawaban dari pertanyaannya.
Lalu dia pun minta dikulihat kondisi spiritualnya, hehehe sudah tentu aku tidak punya kemampuan seperti itu, dan selama ini juga sudah kusadari banyak hal yang salah dalam hal lihat melihat ini. Tapi karena wanita ini memaksa akhirnya kucoba juga, dan kembali harus menjadi orang yang sok tahu.

Saat itu kurasakan bahwa wanita ini mempunyai emosi yang sangat tidak stabil, mudah marah dan ada sedikit masalah dalam kehidupannya, ya entah lah itu benar atau tidak, salah atau benar, tapi akhirnya kucoba sampaikan apa yang kurasakan itu padanya.
Ternyata, apa yang kukatakan padanya itu benar adanya, dan membuat dia terkejut dan terheran-heran karena aku bisa tahu permasalahan hidupnya.
Uhm, tentu saja aku sendiri bingung dan tidak tahu harus menjawabnya bagaimana.
Wanita ini ternyata adalah istri dari orang yang pertama kali mengirimkan sms kepadaku. Usia wanita ini terpaut 6 tahun denganku, sementara suaminya berbeda 10 tahun denganku.
Lalu dia minta pendapatku tentang permasalahannya. Permasalahannya adalah wanita ini mempunyai emosi yang labil, mudah marah, sehingga dalam menghadapi anak-anaknya dan suaminya seringkali mudah terbawa emosi.
Akhirnya kucoba berikan beberapa metode latihan yang sering ku praktekkan sendiri dan juga beberapa afirmasi yang lebih tepatnya adalah doa untuk bisa meredam semua permasalahannya, dan kucoba bantu mengirimkan energi sebisa yang aku mampu setiap malamnya pada wanita ini.

Seminggu sejak kuberitahukan apa yang kutahu itu, dia kembali menghubungiku lewat email. Subhanallah dia memberikan aku kabar yang sangat baik. Hari itu aku menerima email tidak hanya dari dia, tapi juga dari suaminya. Menurut suaminya, istrinya ini seperti terlahir kembali menurutnya, kembali menemukan tujuan hidupnya, dan sang suami juga mengalami perubahan setelah selama satu minggu itu menerapkan apa yang kuberitahu, dia baru menyadari betapa besar cintanya terhadap sang istri, dan sang istri menyadari segala kesalahannya dalam menyikapi hidup dan permasalahannya.
Mereka berubah menjadi sepasang suami istri yang begitu harmonis dan penuh kasih sayang. Istrinya seketika merasakan betapa hidup itu indah, dan dia mempunyai keluarga yang bahagia dan sayang padanya.
Selama ini memang sang istri mempunyai kelebihan yaitu, seringkali dia mendapatkan mimpi yang berupa isyarat-isyarat, biasanya mimpi itu menjadi kenyataan dalam beberapa hari kemudian, atau juga seringkali menerima vision dalam benak dan pikirannya tentang dirinya ataupun tentang orang lain.

Sejak menerapkan apa yang kuberitahu itu, mereka berubah total. Dua hari sebelum mengalami menjadi manusia baru, menurut istrinya padaku di telepon, dia mengalami mimpi dan dalam mimpi itu dia merasa bertemu dengan aku, dia ceritakan ciri-ciri orang yang dia yakin itu adalah diriku, dan ciri-ciri yang dia ceritakan sangat tepat seperti fisikku ini. Dalam mimpinya itu, dia seperti sedang berada didepan jurang dan punya niat untuk melakukan bunuh diri dengan terjun kedalam jurang, baru kemudian aku datang lalu mengikat pinggangnya dengan seutas tali. Kemudian menurutnya aku berkata padanya dimimpi itu, “ayo kalau mau terjun ke jurang” dengan wajah yang sangat serius menurutnya. Kemudian kalimat itu diulang kembali “ayo, kalau mau terjun ke jurang, sekarang aja, kenapa diam”. Menurutnya saat itu dia sadar, sekalipun dia terjun kedalam jurang, dan sekalipun aku menyuruhnya terjun ke dalam jurang dimimpi itu, tapi karena dia telah terlebih dahulu ku ikat dengan seutas tali panjang, maka sekalipun wanita itu terjun, aku pasti akan menahannya dengan tali tersebut dan kembali menariknya ke atas. Intinya adalah, aku tidak akan membiarkan wanita itu jatuh dalam mimpi itu menurutnya.

Lalu aku tersenyum mendengar mimpinya, dan bertanya, “apa yang mbak dapat artikan dari mimpi itu, apakah mimpi itu memberikan satu makna tertentu?”. Kemudian dia menjawabnya. “ya saya sadar saat itu kondisi saya benar-benar sedang labil, emosi saya sangat tidak stabil, pikiran saya seperti orang yang sudah putus asa dan sudah tidak punya pandangan yang positif tentang hidup, mas sepertinya datang dan dipertemukan dengan saya olehNya pada saat dan waktu yang tepat, sehingga merubah jalan pikiran saya yang sudah buntu itu menjadi kembali terbuka dan akhirnya kembali menemukan jalan dan tujuan hidup saya. Saat ini saya merasa pernikahan saya terselamatkan dan kembali menemukan ruh dari pernikahan ini”

Baru saja tadi dia kembali meneleponku setelah cukup lama putus hubungan karena aku tidak lagi menggunakan hp, entah kenapa saat menerima telepon itu aku merasakan begitu bahagia yang tak terhingga. Aku bahagia mendapati keluarga itu berubah menjadi sebuah keluarga yang bahagia, dan suami istri ini bisa menyadari cinta mereka itu ternyata selama ini mereka tidak terbuka, dan mereka belum menyadari bahwa cinta itu begitu indahnya dalam keluarga itu. Entah berapa kali wanita itu mengucapkan rasa terima kasihnya padaku, berulang-ulang dia mengucapkannya padaku. Dia bilang, sekarang dia begitu mencintai suaminya, dan suaminya pun merasakan demikian, mereka seperti sepasang suami istri yang baru menikah lagi.

Ya, tentu saja yang mempersatukan mereka bukanlah aku, tapi Dia yang membukakan jalannya. Aku turut merasakan kebahagiaan mereka. Mereka menganggap aku menjadi seseorang yang istimewa dan special menurut mereka, aku mereka anggap lebih dari seorang teman seperjalanan dalam kehidupan spiritual mereka, tapi juga sebagai sebuah keluarga. Mereka ingin bertemu denganku, dan jika ada kesempatan mereka datang ke tanah jawa ini, mereka ingin menemuiku, dan menyuruh aku menemui mereka jika aku berkunjung ke daerah mereka tinggal. Bahkan kalau bisa aku mendapatkan pekerjaan disitu, mereka menyuruh aku untuk tinggal bersama mereka, sehingga tidak perlu keluar uang untuk biaya kost atau kontrakan rumah.

Aku benar-benar terharu mendapatkan perhatian seperti itu dari mereka. Aku benar-benar bahagia mendapati mereka bisa bercanda tawa saat sedang meneleponku :]. Terkadang saat istrinya yang berbicara denganku, sang suami menggodanya, sebaliknya kalau sang suami yang sedang berbicara denganku, istrinya yang menjahili suaminya hehehe.
Ahh … tiba-tiba saja ada perasaan iri melihat kebahagiaan itu. Aku bersyukur melihat ini semuanya, bersyukur dipertemukan dengan mereka, bersyukur aku mendapatkan sebuah keluarga yang baru dalam hidupku.

Semoga kebahagian mereka itu akan menjadi sebuah kebahagiaan yang langgeng, sampai mereka menjadi kakek nenek kelak…. Amien …
Alhamdulillah…..

1/24/2009

cemburu..

Cemburu itu adalah juga anugrah, merupakan salah satu unsur dari cinta, dengan cemburu ini kita bisa mengetahui keinginan pasangan kita, sehingga kita bisa tahu bahwa dia memang membutuhkan dan menginginkan kita.
Terkadang aku pun membutuhkan kecemburuan dari seseorang yang dekat denganku, dan aku juga terkadang merasa senang saat orang yang dekat denganku merasakan cemburu padaku, bukan senang karena telah membuatnya merasa tidak nyaman, tapi senang karena aku menjadi tahu bahwa dia tidak ingin terbagi.

Sebenarnya rasa cemburu adalah sesuatu yang sangat tidak menyenangkan untuk dirasakan, tapi bila kita bisa melihatnya dari sisi yang lain sebagai bagian dari yang dinamakan cinta, maka seharusnya kita bisa merasakan rasa cemburu itu membuat suatu hubungan menjadi lebih hangat dan menyenangkan.
Tentu saja, yang kumaksud dengan rasa cemburu disini adalah sebuah rasa cemburu yang positif, sebuah rasa cemburu yang beralasan, bukan cemburu tanpa alasan dan tanpa sebab, bukan cemburu buta tanpa disebabkan dari sebuah akibat yang ditimbulkan oleh orang yang dekat dengan diri kita.

Baru-baru ini aku melihat tulisan seseorang yang didalamnya terdapat penggambaran karakter seseorang melalui angka-angka, sehingga bisa dilihat dari tanggal kelahiran seseorang tentang kepribadiannya.
Aku lihat pada tanggal kelahiranku, disitu pada beberapa kepribadian memang ada yang mirip, tapi pada masalah percintaan rasanya terlalu jauh itu menggambarkan tentang aku.
Ditulisan itu tertulis bahwa aku adalah orang yang sangat pencemburu, dan kisah cintaku lebih banyak menjadi gagal karena masalah kecemburuanku itu menurut angka tersebut.

Bila kuingat ingat lagi, rasa-rasanya belum ada kisah cintaku yang gagal karena disebabkan masalah kecemburuan, bahkan semuanya menjadi gagal karena orang yang sudah kuanggap dekat itu berpindah ke lain hati, karena mendapatkan yang lebih baik daripada aku. Dulu rasanya aku tidak pernah sampai harus merasakan cemburu yang berlebihan, bahkan sangat jarang sekali aku merasakan cemburu.
Baru pada hubunganku yang terakhir aku merasakan banyak kecemburuan, itu pun karena alasan yang bukan dibuat-buat atau karena cemburu buta tanpa sebab.

Rasa cemburu ini tentu saja akan sulit diterima bagi mereka yang tidak pernah merasakan dan mengenal apa itu arti kecemburuan, terlebih lagi bila kita bicarakan dengan orang yang tidak pernah merasakan cinta (?).
Bagaimana mungkin bisa diterima dan dimengerti, sedangkan perasaan itu saja belum pernah dialami, sehingga menjadi wajar bila kita merasakan cemburu itu pada seseorang, dan kemudian dianggap menjadi sesuatu yang berlebihan dan tidak wajar.

Cemburu bisa menjadi sebuah tanda, bahwa seseorang itu begitu berarti buat kita, menjadi tanda bahwa seseorang itu sangat melekat dan tak ingin terbagi dengan yang lainnya.
Bila sudah bisa dan pernah merasakan kecemburuan, tentu kita lebih bisa lagi menghargai arti sebuah hubungan dengan orang yang dekat di hati kita, lebih bisa menjaga setiap sikap kita dan hubungan kita selain dengan orang yang dekat itu.

Bila kita memang mempunyai tujuan, tentunya kita akan menjaga semua hal yang bisa mencapai tujuan itu dengan tidak merusaknya, tidak mengabaikannya.



Dalam hati …

Cahaya dari mata ini terus memberikan petunjuk menyusuri setapak demi setapak jalan mengikuti aliran sungai yang bening disebelahnya.
Langkah ini semakin berat karena terasa jalanan itu semakin naik dan terus naik, entah dimana puncaknya akan ditemukan. Disebelah kanannya ada jurang yang terjal dan tidak diketahui sampai kemana dalamnya.

Kaki ini terus saja mengikuti jalan yang seakan memang sudah terbentuk sebelumnya, seperti pernah dilewati dan sangat kukenal.
Air sungai yang bening hingga terlihat dasarnya menjadi satu-satunya yang mencerahkan mata yang sudah panas karena teriknya matahari. Sementara itu angin semakin kencang dirasakan saat semakin ke atas.

Sepertinya dulu pernah kulewati setiap jalan ini bersama seseorang yang sangat ku kenal dekat. Kali ini aku harus melangkah sendiri tanpa orang itu ada disampingku. Dulu tidak seberat ini harus membawa beban, namun sekarang terasa beratnya beban itu seakan-akan memikul sebuah batu besar yang tak terlihat oleh mata.

Kenapa terasa begitu jauh sekarang, dahulu rasanya tidak sejauh ini dan juga tidak seberat ini. Apa harus putus harapan ini dan memutuskan untuk berhenti menuju puncak itu ? Haruskah kembali ke bawah dan meninggalkan semua jalan yang sudah ditempuh begitu jauh ini ?. Mungkinkah kaki yang sudah melepuh dan berdarah ini kubawa pulang turun kembali ke bawah dan beristirahat sejenak ?

Begitu banyak pelajaran tentang bahagia dan penderitaan saat menempuh waktu disini. Tidak boleh berhenti saat ini, jangan menyerah saat ini, waktu masih panjang, masih banyak harapan lain yang bisa diraih untuk ke puncak yang sama, walau mungkin akan berbeda rasanya. Aku masih kuat, aku hanya butuh merebahkan tubuh sebentar dan melepaskan semua pakaian yang sudah kotor serta penuh debu ini, lalu menyiramkan air sungai yang sejuk ini keseluruh badan.

Sepertinya puncak itu sudah semakin dekat, aku harus menemukan sesuatu yang kucari itu, sesuatu dimana pernah kutorehkan tulisan disitu. Uhm, ternyata masih ada disitu, masih tetap sama seperti dulu, tidak ada yang berubah sedikitpun. Batu itu masih tertancap di dalam tanah, dan tulisan itu masih terlihat sangat jelas terukir disitu.
Sesuatu yang pernah kuukirkan disitu untuk menunjukkan bahwa tiada yang lain dalam hidupku, sebuah gambaran tentang hati yang tulus dan setia yang indah.
Ini mungkin bukanlah yang sejati, entahlah mungkin aku tidak akan pernah mengerti.

Sesaat saat mata ini menatap bagian belakang batu itu, ternyata sudah rengkah sedikit terbelah dan banyak bagiannya yang sudah gompal seperti dihujam batu-batu kecil yang dilempari ke batu tersebut. Uhm, mungkin cara ini pernah salah, salah dalam menunjukkannya, untuk membuktikannya, dan salah ini tidak pernah akan bisa dimengerti. Dan sesungguhnya, tidak pernah ada maksud untuk menyakitinya.

Mungkin memang tidak pernah ada yang terbaik dari dalam diri ini yang bisa sedikit terlihat indah dihatinya.
Namun cinta ini tidak salah ….
Cinta ini tidak pernah salah ….
Dan hati ini tidak salah saat cinta itu menjelma didalam jiwa yang sederhana ini …
Cinta itu masih tetap sama seperti waktu pertama kali dulu ditanamkan …
Masih tetap sama seperti yang tertulis di ujung hati yang paling dalam ini ..
Tulisan itu masih sangat jelas seperti jelasnya yang masih dirasakan didalam sini …
Walau tulisan itu hanya bisa kubaca sendiri saat ini, hanya bisa ku mengerti sendiri saat ini …

Kubaca lagi tulisan itu …
Dan yang tertulis disitu …
“…………………………..”




Lihat, Dengar dan Rasakan …

Rasanya sudah terbiasa bagi diri ini mendengar orang-orang mengatakan “jadilah dirimu sendiri”, “be your self”.
Seharusnya memang seperti itu, menjadi diri sendiri adalah lebih baik daripada harus berpura-pura menjadi orang lain. Kemampuan, kelebihan juga kekurangan setiap manusia adalah berbeda, tidak ada yang sama. Bila kita mampu, maka yakinlah bahwa ada yang lebih mampu lagi dari kita, jika kita kurang, yakinlah bahwa ada yang lebih kurang dari kita.

Tapi ternyata “menjadi orang lain” dalam sudut pandang yang berbeda adalah sesuatu pelajaran yang sangat berharga.
Dengan menjadi orang lain satu hal yang bisa dipelajari adalah, kita akan bisa menghargai diri kita sendiri juga menghargai orang lain.

Sebelum menyakiti orang lain, kita bisa merasakan sakitnya bila hal yang sama terjadi pada diri kita. Begitu juga bila kita bisa membahagiakan orang lain, kita pun akan merasakan bahagia yang sama jika itu terjadi pada diri kita.
Memikirkan setiap tindakan, sikap serta ucapan kita sebelum hal tersebut diwujudkan, bisa membuat diri kita menjadi lebih mengerti yang dinamakan perasaan, baik itu perasaan diri kita sendiri, ataupun perasaan orang lain.

Apakah tindakan, sikap atau ucapan kita akan menyinggung perasaan orang atau sebaliknya ?, Apakah tindakan, sikap atau ucapan kita akan menyakiti perasaan orang lain atau sebaliknya ? Apakah tindakan, sikap atau ucapan kita bisa membuat orang lain tidak merasa dihargai atau sebaliknya ?

Sebagai manusia normal, tentu tidak pernah ingin kita disakiti, disinggung, dikecewakan, direndahkan dan tidak dihargai oleh orang lain. Kalau kita bisa memahami hal tersebut, tentunya kita juga harus bisa menjadi orang yang tidak pernah menyakiti, menyinggung, mengecewakan, merendahkan dan tidak menghargai orang lain.
Untuk bisa seperti itu akan sulit jika kita menjadi orang yang terlalu cuek, tidak peka terhadap perasaan orang, tidak mengerti tentang apa itu perasaan.
Lebih senang memikirkan diri sendiri daripada orang lain, sehingga tidak terpikir apakah tindakan, sikap dan ucapannya bersinggungan dengan orang lain.

Selalu ada sesuatu yang pantas dan tidak pantas, sesuatu yang harus dan tidak harus, sesuatu yang boleh dan tidak boleh, sesuatu yang bisa dan tidak bisa.
Tapi bila hati sudah beku, terkadang menjadi sulit untuk bisa merasakan perasaan orang lain.

Batasan setiap manusia adalah sebuah kehormatan dan penghargaan serta kepercayaan. Saat itu terlanggar, maka keseimbangan akan terganggu.

Ternyata masih harus belajar menjadi diri sendiri dan yakin terhadap diri sendiri, serta belajar memposisikan diri ini menjadi orang lain, agar lebih bisa menghargai perasaan orang lain terutama orang-orang yang ada didekat kita.

Banyak terhubung dengan orang lain semakin memungkinkan diri kita berbuat banyak kesalahan, tapi juga memungkinkan diri kita bisa berbuat banyak kebaikan untuk orang lain. Sedikit berhubungan dengan orang lain, mungkin semakin sedikit juga kemungkinan kita berbuat kesalahan terhadap orang lain, tapi tetap bisa berbuat banyak kebaikan untuk diri kita sendiri juga.
Membuat diri kita menjadi orang yang lebih baik itu lebih berharga daripada membuat orang lain menjadi lebih baik tapi diri sendiri terabaikan.

kuingin lepaskan masa lalu …

Sudah kucoba untuk tidak lagi menghiraukannya, berusaha lepas dari gambaran-gambaran yang sampai saat ini tetap saja masih tidak bisa kumengerti.
Entah kenapa semakin berusaha menjauh, berusaha untuk tidak mendapatkannya, berusaha untuk tidak melihatnya, tapi justru semakin banyak yang terlihat.

Seperti sebuah proyektor dari dalam kepala ini, yang kemudian mengeluarkan potongan-potongan gambar yang terus berubah-rubah. Menggambarkan berbagai macam masa dan jaman yang berbeda-beda.
Saking banyaknya hingga sudah tidak jelas lagi semuanya, tidak berurutan lagi ceritanya, tidak diketahui mana yang menceritakan bagian yang sebelumnya dan yang sesudahnya.

Semua ini justru semakin banyak dan sering muncul pada saat tidak lagi ku berusaha mencari tahu, saat tidak lagi ingin tahu dan tidak ingin mengerti.
Dulu sempat menginginkannya, sekedar untuk menjawab rasa penasaran dari dalam hati, apa yang sebenarnya terlihat. Apakah memang sebuah gambaran masa lalu yang kembali terbuka, atau sekedar imajinasi pikiran yang sedang berselancar bebas didalam diri.

Semakin kuat rasa penolakan itu, semakin banyak juga yang muncul. Lama kelamaan hal ini menganggu pikiran dan hatiku. Akhirnya kucoba juga untuk bisa menangkap maksudnya. Tapi ternyata sulit untuk bisa ditangkap dengan sejelas-jelasnya agar bisa sedikit mengerti, yang ada hanyalah rasa pusing dibagian belakang dan atas kepala karena berdenyut tak tentu waktu.

Sungguh tidak pernah ku ingin tahu lagi tentang masa lalu, tidak ingin lagi ku mengerti tentang masa laluku, tidak ingin melihat yang sudah bukan waktuku lagi.
Hanya ingin menjalani waktuku yang sekarang, mensyukuri waktuku yang diberi saat ini, dengan segala kelebihan dan banyak kekurangannya.

Aku ingin bebas ……

1/21/2009

Rumahku Surgaku [3]

Setelah beberapa lama mengarungi bahtera ini, rasanya masih ada yang kurang untuk melengkapi semua keindahan dan kebahagiaan yang terus dilimpahkanNya.
uhm, manusia memang tidak pernah ada puasnya, selalu ingin mendapatkan lebih dan lebih. Memang itu adalah kodratnya manusia yang selalu tidak pernah terpuaskan, selalu ingin dapat dan diberi lagi walau sudah banyak yang diterimakan oleh diri ini.

Aku hanya minta kebahagiaan ini menjadi semakin lengkap dengan kehadiran seorang anak, ya hanya anak. Hal ini pun sudah menjadi sesuatu yang didambakan oleh istriku.
Perbincangan pun terjadi antara aku dan istriku yang kucintai itu. "apakah kita siap bila suatu saat nanti kita diberi kepercayaan untuk mengurus seorang anak say?", lalu istriku menjawab, "tentu saja kita harus siap sekalipun kita dalam kondisi yang tidak siap, bukankah segala sesuatunya ini hanya milikNya, dan kita hanya diberi kepercayaan, termasuk juga cinta yang kita bina selama ini dalam rumah tangga".

"tentu saja demikian istriku, sesungguhnya kita memang tidak memiliki apapun, semua ini hanya milik Dia. semua yang ada ini bisa menjadi sesuatu yang meningkatkan keimanan kita, tapi juga sekaligus bisa menjadi sesuatu cobaan dalam hidup kita, termasuk bila kita suatu hari nanti diberi kepercayaan untuk mendapatkan seorang anak".
"nanti kita akan menjadi orang yang mempunyai kekhawatiran dengan titipanNya itu, kekhawatiran tentang hidupnya, rezekinya, kesehatannya, masalahnya, dan saat dia mulai beranjak dewasa, apakah engkau siap dengan semua perubahan itu ?".
Lalu istriku menjawab, "Insya Allah, aku harus siap sekalipun itu berat.hidup ini pasti akan banyak penderitaan, dan penderitaan itu adalah suatu jalan untuk bisa melihat kebahagiaan kan suamiku ?".
"iya, benar, penderitaan dan juga kebahagiaan adalah suatu jalan, apakah kita bisa menyikapinya menjadi sesuatu yang positif dan membangun jiwa kita menjadi lebih baik, atau bisa juga menjadi sebaliknya. Mudah-mudahan kita akan menjadi orang yang istiqamah dalam hidup ini, dan mudah-mudahan bila kepercayaan itu sampai kepada kita suatu hari nanti, kita bisa menjaga kepercayaanNya, amin".
"amien, suamiku .. semoga kita bisa istiqamah.....".


1/19/2009

Bintangku...

Biar malam gelap pekat tanpa bintang …

Aku akan menunggu hingga bintang yang satu itu datang ..

Biar harus hujan yang kini datang ..

Aku akan tetap menunggunya ditempat ini


Biar gelap ini membuatku terjatuh beberapa kali …

Aku akan tetap berjalan ke arahnya

Biar tidak ada cahayanya yang kunjung datang saat ini ..

Aku akan tetap berdiri disini menunggu cahayanya menerangiku lagi


Andai cinta memang tak datang ….

Mungkin aku harus melangkah dari sini

Andai memang bintang itu tak akan datang lagi ..

Biar aku yang akan disini menemani sang malam menjemput pagi


Jika memang harus aku berjalan menyusuri malam ini sendiri …

Aku akan tetap ditempat ini sampai nanti kulihat bintang itu

Walau harus seribu bulan yang kutunggu ….

Aku akan tetap bertahan disini ..


Bila aku yang harus pergi …

Wahai malam jangan kau ikut pergi …

Temani bintangku disitu untukku

Karena aku tahu batas kekuatanku untuk bertahan disini …


Malam …. Bintang itu sangat jauh …

Apa aku sanggup mengejarnya lagi … ?

Kaki ku sudah penuh luka dan darah berjalan ..

Aku masih berusaha mendekatinya …


Tunggu aku wahai malam …

Jika engkau tiada sanggup menemaninya …

Tunggu aku hingga batas waktu itu tiba

Maka aku yang akan menjadi malamnya ….


Tapi wahai malam yang indah …

Engkau harus kuat dan mampu

Jika suatu hari itu nanti tiba …

Saat dia benar-benar tidak lagi ingin aku menemaninya …


Kau yang memiliki bintang-bintang …

Aku tidak punya kekuatan seperti sebuah bintang

Tiada sanggup aku bersinar seperti bintang itu

Tidak sanggup aku menyinarinya …


Waktuku semakin tipis wahai malam …

Hitungan hariku sudah semakin sempit

Aku hanya ingin dalam kekurangan waktuku ini ..

Bisa kembali melihat bintang itu walau sekejap saja


Jika suatu hari nanti aku memang benar-benar harus pergi …

Ku harap dia akan menjadi bintang yang paling terang di semesta ini

Hingga dimanapun aku berada nanti aku masih tetap bisa memandangnya

Karena aku akan tetap menyimpan bintang itu dihati …


Tapi jika kehadiranku walau sedikit untuknya ..

Dan masih saja membuat bintang itu bersedih dan terluka ..

Maka aku hanya berharap …

Cahaya dan sinarku lenyap tanpa sisa dari semesta ini ..

Biar tak ada lagi kegelapan yang menutupi bintangku ….



1/17/2009

kangen...

uhm ..

Malam ini aku begitu merindukan wajah sang bintang ....
Melihat wajahnya sekilas ditempat itu membuat aku kembali kepada kenangan-kenangan indah yang pernah kulewati bersama bintang itu.
Kulihat disitu dia kini begitu bahagia, begitu ceria. Ingin rasanya menjadi orang yang bisa mendampinginya didalam sana, tapi aku sudah terlalu menyakiti dan menghancurkan hatinya untuk bisa kembali ke tempat itu.

Yang kulihat kini adalah, mungkin hubungan bintangku itu sudah lebih membaik lagi dengan "dia", mungkin hubungan itu sudah ada cintanya, tidak seperti dulu hanya ada rasa sayang. Tentu aku bersyukur bila memang itu yang terjadi, dan aku turut berbahagia. Sosoknya kulihat lebih pantas berdiri disampingnya, pasangan yang ideal. Terlihat keserasian itu didalamnya saat mereka bisa pergi berduaan.

Hari ini entah hari yang keberapa aku tidak lagi pernah melihat wajahnya dengan mataku, tidak lagi mendengar suaranya didepanku, disampingku. Aku merindukannya ya Allah ..... aku kangen padanya ...
Saat kulihat "itu", rasanya aku semakin menyadari betapa jauhnya aku untuk dia, dan tidak sepantasnya dulu dia harus berdekatan denganku, dan juga tidak selayaknya aku mendekatinya. Tapi aku hanya manusia biasa yang saat Kau berikan rasa cinta, tidak mampu untuk menolaknya dan mengacuhkannya.

Aku dapat membayangkan, jika aku saat ini yang mendampinginya, mungkin aku tidak akan pernah bisa memberikan kebahagiaan kepadanya seperti yang kulihat saat ini "disitu". Aku hanya orang yang terlalu banyak berkata-kata, memperlihatkan dan menunjukkan bahwa aku bahagia saat dengannya dulu, tanpa aku mau tahu bahwa kata-kata ku tidaklah bisa membuatnya bahagia.

Kini aku tidak melihat apa-apa lagi, tidak mendengar apa-apa lagi. Tidak lagi kurasakan bintang itu menatapku, mengedipkan kerlip cahayanya kepadaku.

Bila ada lagi yang bisa kulakukan untuk sedikit memberikan kebahagiaan kepadanya, selain dari kepergianku dari hidupnya ini, aku akan berikan apapun untuknya.

Aku sadar, aku tidak pernah bisa menjaganya dulu, tidak pernah bisa melindunginya, meneduhkannya.
Aku sadar, bahwa memang aku sejak dulu tidak pernah mempertahankan dirinya untuk aku seperti katanya dulu.
Yang pernah aku lakukan dengannya hanyalah merenggut kebahagiaannya untuk bersama aku.

Aku tahu dia tidak akan lagi mencari aku, tidak ingin lagi tahu tentang aku.

Sekarang, aku hanya ingin mengungkapkan rasa kangen ini kepadanya, sekalipun dia tidak akan pernah baca tulisan ini, sekalipun tidak akan berbalas lagi apa yang kurasakan kepadanya.

Aku sekarang sudah lelah .....
Aku cape hanya menulis dan menulis tentang perasaanku ya Allah ....
Aku ingin berhenti ......
aku ingin berhenti .....

aku ingin bawa rasa kangen ini .....
aku ingin pulang .....................



Heroes..

Tentunya banyak tahu dengan serial film ini, sebuah film yang memperlihatkan manusia-manusia yang mempunyai kelebihan dibanding manusia biasa lainnya.
Ada yang bisa berlari cepat secepat kilat, ada yang bisa membaca pikiran, ada yang bisa terbang tinggi seperti superman, ada yang bisa menjelajahi waktu, dan masih banyak lagi.

Cerita dari serial televisi ini sangat menarik, karena kisahnya sulit ditebak, dalam sekejap saja bisa banyak perubahan-perubahan mewarnai film ini. Yang jahat tiba-tiba bisa berubah menjadi baik, dan sebaliknya yang baik bisa berubah menjadi jahat, siapa yang jahat dan siapa yang baik pun terkadang masih terlihat kabur, masih tidak jelas mana pihak yang sebenar-benarnya membawa kebenaran.

Ada satu tokoh yang menarik perhatianku di film ini, yaitu tokoh yang bernama sylar. Sejak dari debut awalnya di season pertama dulu hingga season dua, dia menjadi musuh utama para jagoan di film tersebut. Dia mempunyai kemampuan menyerap ilmu atau tenaga super/supranatural lawannya dengan cara yang kejam, yaitu membelah kepalanya dibagian kening agar kemampuan itu bisa berpindah kepadanya. Kemampuan ini membuat dia menjadi tokoh yang ditakuti dan disegani, karena otomatis dia mempunyai banyak kelebihan.

Diseason tiga, dia berubah menjadi tokoh yang baik, dia diperbantukan untuk menangkap manusia-manusia super yang sudah menggunakan kemampuan supernya itu di jalan yang salah. Tapi cerita terus diputar, sehingga dia kemudian harus berpikir terbalik lagi untuk menjadi seorang yang jahat.
Untuk mencari kebenaran tentang siapa dirinya yang sebenarnya itu, dia mencari seorang manusia dengan kemampuan yang bisa melihat kebenaran dan bisa mengetahui apakah seseorang itu jujur atau tidak dengan ucapannya.

Dan cerita pun dipermudah, akhirnya sylar menemukan orang itu dan langsung menyerap kemampuannya. Setelah kemampuan itu bisa diserap, dia pun langsung mencari tahu kebenaran tentang dirinya agar dia tidak harus merasa diperalat lagi oleh orang lain, baik dari pihak yang jahat yang memperalat dia agar bisa memperkuat kekuatan dari pihak-pihak yang menginginkan kekuasaan, maupun dari pihak yang benar yang menginginkan dia berubah menjadi orang yang bisa mempergunakan kemampuannya di jalan yang benar.
Dan kemampuan itu berhasil memberikan dia kebenaran tentang jawaban yang dia cari.

Yang menarik dari episode ini adalah, ternyata orang yang sejahat dan sekejam sylar yang bisa membunuh hanya karena menginginkan menjadi orang yang paling hebat di muka bumi, dan untuk keinginannya itu dia bahkan sanggup membunuh orang yang sudah mengasuhnya sejak dia kecil, ternyata masih ada dalam pikirannya untuk mencari tahu kebenaran. Cerita ini sedikit menggambarkan bahwa seculas apapun manusia, sejahat apapun hatinya, sekotor apapun pikirannya, dia tetap membutuhkan kebenaran. Berpulang kebenaran itu kelak merubah dia menjadi orang yang lebih benar atau tidak, itu urusan belakangan dari ceritanya .. hehehe ..

Uhm, entah kenapa… dari semua banyak kemampuan yang diperlihatkan para tokoh-tokoh hebat di film heroes ini, yang membuatku tertarik adalah kemampuan untuk bisa melihat kebenaran dan kejujuran, dan jika bisa aku dapatkan, maka aku memilih untuk mendapatkan kemampuan itu.
Tentunya akan banyak tidak enaknya mempunyai kemampuan seperti itu, kemana pun kaki melangkah, pikiran ini terus menerus mendapatkan kebenaran dan kejujuran. Tentu saja kebenaran dan kejujuran ini berarti bisa melihat kebaikan sekaligus juga keburukan orang, bisa mengetahui apakah seseorang itu berkata jujur atau tidak, berkata benar atau tidak. Untungnya adalah tidak harus menjadi orang yang berburuk sangka, karena sudah pasti tahu kebenaran dan kejujurannya.

Uhm.. apa bisa mendapatkan kemampuan seperti ini ?
Jawabannya bisa ….
Tapi aku jauh dari bisa itu :]

Cinta atau Nafsu … ?

Dulu aku mengenal seorang wanita secara tidak sengaja sewaktu aku masih sering berconference ria di YM bersama orang-orang yang katanya sih mempunyai kedalaman pemahaman tentang spiritual.
Awalnya memang pernah kulihat beberapa kali walau jarang ID nya muncul di conf itu. Setelah beberapa bulan sejak saat itu, entah kenapa tiba-tiba dia tergerak untuk PM denganku, dan pembicaraan dimulai dengan hal yang biasa saja, yaitu dia membahas status message yang kubuat di YM ku.
Kemudian lambat laun mulai dia suka bercerita tentang dirinya, mulai dari hobinya, sampai hidupnya. Ternyata dia akhirnya kuketahui sudah pernah menikah dan berpisah setelah memiliki dua orang anak dari suaminya dulu.

Tiba-tiba saja suatu hari dia meminta no telp hp ku, tapi aku tidak mau memberikannya dengan berbagai macam alasan, uhm yang jelas saat itu aku memang sedang tidak mau berhubungan dengan siapapun. Akhirnya setelah sekian lama, baru kuberikan juga no hp ku, katanya ada banyak hal yang mau dia bicarakan dan tanyakan, menurut dia, dia akan banyak menanyakan hal-hal tentang spiritual kepadaku.
Uhm, mendengar hal itu, langsung kubilang, kalau itu yang mau dia bicarakan, tentang hal-hal yang berbau spiritual, aku bukanlah orang yang tepat untuk diajak bicara karena aku bukan seorang spiritualis dan pengetahuanku tentang hal itu sangatlah dangkal, justru aku pun masih butuh banyak menggali dan belajar lagi untuk memahami spiritual.

Pembicaraan akhirnya lebih banyak mengenai dirinya sendiri, mengenai kehidupan pribadinya, bahkan yang terlalu amat pribadi menurutku dan tidak sepantasnya untuk diceritakan kepadaku, terlebih lagi aku hanya orang yang masih baru saja dia kenal untuk tahu tentang hal itu.
Tapi dari pembicaraan ini, aku jadi mengetahui beberapa hal juga tentang cinta, dan aku bersyukur dipertemukan dengan dia.
Saat kutanya, kenapa dia bisa bercerita dengan begitu jujur dan sangat terbuka terhadapku, jawabannya cukup mengejutkan, karena dia bilang, menurut perasaan hatinya, intuisinya, aku ini adalah soulmatenya.
Dan karena semua perasaan itu, menurut dia, menimbulkan sebuah kepercayaan yang amat tinggi kepadaku, sebuah keyakinan bahwa aku adalah orang yang tepat untuk bisa dia ajak bicara tentang segala hal, dan tidak ada yang perlu ditutup tutupi menurutnya.

Dia bercerita, bahwa dia berpacaran dengan seorang pria yang umurnya jauh terpaut dari usianya sendiri, lebih dari 10 tahun perbedaannya. Seseorang yang dia kenal karena kedekatan semasa dia bekerja di kantornya dulu. Umur wanita ini sendiri terpaut 6 tahun dari usiaku.
Lalu, entah bagaimana ceritanya, menurut dia akhirnya hubungan itu pun semakin jauh, dia memberikan segala-galanya terhadap pria itu karena cintanya, terlebih lagi saat wanita itu diyakini sebagai wanita yang paling dia cintai dan sayangi serta akan dinikahi oleh pria itu.
Waktu itu, wanita ini mengetahui pasti, bahwa sang pria memang masih perjaka, seks masih menjadi “angan-angan” saja baginya, tapi sejak saat percintaan itu terjadi, sang wanita pun menjadi guru pertamanya yang mengenali dunia itu.
Setiap pertemuan buat mereka akhirnya tidak pernah lepas dari yang namanya “bercinta”, bahkan mereka bisa melakukannya dimana saja saat mereka menginginkannya. Hebatnya lagi wanita ini saking cintanya terhadap pria itu, walaupun sedang tidak menginginkan “bercinta”, tapi jika pria yang dia cintai ini menginginkan, maka akan diberikannya. Kebebasan bercinta ini semakin dirasakan aman oleh sang pria karena sejak dari pernikahan dulu, wanita ini memakai alat pengaman agar tidak hamil lagi, sehingga hal itu dilakukan tanpa harus merasa was-was akan terjadi kehamilan.

Hubungan itu berlangsung cukup lama juga, sampai suatu hari, wanita ini mengetahui perselingkuhan pria yang dicintainya.
Bukan hanya perselingkuhan biasa, tapi pria yang dicintai ini juga sudah tidur dengan wanita lain. Uhm .. dalam hatiku, “ya … berarti dirimu sudah menjadi guru yang baik buat dia dalam hal bercinta, dan saat ini sang murid sedang praktek bebas diluar”.

Satu hal yang sangat-sangat kuhargai dan salut terhadap wanita ini adalah, mungkin seumur hidupku ini, dia adalah wanita yang paling berani jujur terhadapku, tidak takut dan khawatir aku akan menganggapnya buruk atau murahan atau gampangan dengan semua kisah hidupnya yang dia ceritakan padaku.
Dia juga mengakui, bahwa dia juga tidur dengan pria lain, walaupun itu hanya dia lakukan sekedar “have fun”, tanpa perasaan cinta, hanya sekedar suka sama suka untuk melakukannya, untuk memenuhi hasrat biologisnya. Dan dia pun melakukan itu tentunya saat statusnya adalah berpacaran dengan pria muda yang dicintainya itu.

Menurutnya, pria muda ini juga adalah salah satu soulmatenya, karena buat dia soulmate itu banyak, ga Cuma satu orang. Karena hubungan soulmate itulah makanya ikatan batin ini begitu kuat terhadap dia, tapi sayang pria itu kurang menyadari tentang soulmate, menurutnya.

Setelah beberapa kali dia menelponku, bercerita tentang sakit hatinya karena diselingkuhi oleh orang yang dia cintai itu, tak jarang aku harus mendengarnya menangis sambil bercerita.
Lalu aku hanya bisa bilang padanya, bahwa aku berterima kasih, karena mendapatkan kepercayaan darinya bisa mendengarkan kisah hidup yang sangat pribadi ini, bahkan aku mendapatkan cerita ini begitu detil, seperti tak kurang satu cerita pun yang terlewat bila dia bercerita padaku. Kubilang padanya, apakah dirinya tidak sadar, karena cinta yang dia lihat itu adalah salah, itu bukan cinta, tapi itu nafsu, dan wanita ini adalah seseorang dengan nafsu yang besar.
Dan saat menempatkan “cinta” itu pada pria yang dia “cintai”, menyebabkan seseorang yang tadinya tidak mengenal dunia “bercinta” menjadi sangat mengenalinya, dan bahkan akhirnya menyebabkan dia menjadi budak nafsu yang harus menuntaskan nafsunya itu bila sudah memenuhi relung hasratnya, tidak peduli lagi kepada siapa dia harus menuntaskannya, buat dia akhirnya siapapun adalah sah-sah saja karena yang penting nafsunya bisa ditunaikan.
Wanita ini sama sekali tidak pernah mendapatkan cinta dari pria itu, dia hanya mendapatkan kepuasan nafsunya belaka, tidak dengan cinta. Akhirnya cinta tidak pernah ada, dan wanita ini sudah menyebabkan pria itu menjadi berubah, dari seorang yang alim, pendiam, menjadi seseorang yang dipenuhi dengan hasrat nafsunya sendiri. Sehingga menghalalkan semua cara untuk bisa memenuhinya.
Terlebih lagi, saat wanita ini ingin melepas kontrasepsinya yang selama ini dia pasang, sang pria itu tidak menginginkannya untuk dilepas, buatku saat dia menceritakan tentang itu, yang kutangkap adalah, tentu saja dia tidak ingin itu dilepas, dia sudah merasakan kenikmatannya tanpa harus merasa was was terjadi kehamilan, suatu hal yang sangat egois sekali menurutku.

Mendengar perkataanku, wanita ini kontan menangis semakin menjadi-jadi. Ada perasaan bersalah saat aku bicara seperti itu, tapi entah kenapa, aku sama sekali tidak merencanakan untuk bicara seperti itu, aku tidak ingin perkataanku menyakiti hatinya dan membuat dia merasa aku memandang rendah dirinya. Tapi kalimat itu keluar begitu saja tanpa bisa kutahan dari mulutku.
Setelah tangisnya mereda, dia berkata, dia selama ini tidak menyadari apa yang kukatakan tadi, dia mengakui mungkin memang karena hubungan cinta mereka selama ini akhirnya mengajarkan pria muda itu menganggap seks adalah hal yang wajar, bisa dilakukan tanpa ada ikatan pernikahan, bisa dilakukan dengan siapapun tanpa harus ada kata sah atau tidak sah melakukannya. Wanita ini merasa dia sudah menanamkan hal itu padanya.
Lalu kubilang, kalau memang dia merasa bersalah, sebaiknya melihat hubungan ini pun rasanya sudah tidak sehat lagi, sudah tidak ada tujuannya, karena yang satu bisa berselingkuh, yang satu lagi pun sama saja berselingkuh, hanya perbuatanya dipoles dengan kata “just for fun”, tetap saja itu selingkuh berat, terlebih lagi sampai bisa tidur bersama dengan orang lain, sementara berkata cinta dengan yang lainnya, sebaiknya tidak dilanjutkan lagi.

Lalu dia pun berjanji padaku, bahwa ya dia tidak akan melanjutkan hubungan itu lagi, dia juga akan berhenti untuk “bermain cinta” begitu bebasnya hanya just for fun seperti dia bilang. Aku hanya bisa tersenyum dan merasa senang jika memang dia bisa berubah, tentunya perubahan itu bukan untuk kebaikanku, tapi itu untuk dirinya sendiri, terutama untuk anak-anaknya, jangan sampai hal itu terjadi kelak pada anaknya.

Suatu hari, setelah beberapa lama aku tidak berkontak dengan wanita ini, tiba-tiba dia meneleponku lagi.
Uhm, diawali dengan senyum-senyum dalam teleponnya, kemudian dia mulai dengan kata, “maaf”, ternyata saya ga kuat, saya masih kembali sama pria itu lagi, saya masih membiarkan itu terjadi lagi, dan lagi, saya ga kuasa untuk menolak kalau dia minta, dan saya ga kuasa menahan hasrat yang ada dalam diri saya untuk dikeluarkan.
Uff… sebuah pengakuan yang sangat jujur…. Aku benar-benar salut dia mau begitu jujurnya mengatakan kelemahan dia padaku.
Aku lalu hanya bisa bilang, perubahan itu memerlukan waktu dan akan mengalami yang namanya proses, dalam proses itu akan banyak tantangan dan hambatannya, tidak mudah memang untuk melalui proses itu jika kita punya niat yang besar. Tapi yakinlah, kalau niat itu baik dan kamu sadari itu baik untuk diri kamu, seberapa pun besarnya halangan dan cobaannya, pasti kamu akan lakukan untuk bisa keluar dari permasalahan kamu.
Wanita ini pun lalu kembali menangis, dan kembali berjanji dengan dirinya sendiri, untuk bisa keluar dari hal itu, dan tidak menjadi seseorang yang tanpa sadar karena kebahagiaannya malah merubah seseorang menjadi orang lain yang tidak lebih baik lagi.

Aku hanya bisa berdoa, mudah-mudahan wanita ini diberi kekuatan untuk niat baik yang dia sadari, dan bukan hanya sekedar berucap denganku, serta diberi kemudahan dan jalan yang terbaik juga untuk hidupnya. Mudah-mudahan diberi pendamping yang benar-benar bisa mendampingi dia karena ketulusan, bukan karena sesuatu hal,…. Amien.



Aku dan sombong [2] …

Kalau harus disebutkan satu persatu, rasanya terlalu banyak sudah orang-orang yang tanpa kusadari telah menjadi pembimbing hidupku.
Salah satunya lagi yang sudah memberikan cahaya dalam hidupku, adalah diturunkan melalui seseorang yang menjadi bintang terang dalam duniaku. Ya bukan pernah menjadi bintang, tapi buatku tetap akan menjadi bintang terang itu.
:] aku pernah mengukirkan sesuatu dengan telunjukku ke arah satu bintang membuat guratan kata-kata saat bintang itu terlihat berpijar terang, hehehe apa yang kuguratkan tentu tidak perlu kutulis disini, cukup tergurat disitu dan cukup aku saja yang tahu.

Dari bintang ini, kusadari betapa banyaknya kesombongan yang telah kubuat dalam hidupku.
Kesombongan yang selalu isinya hanyalah sesuatu yang tidak pernah ada, tidak pernah bisa kulakukan, tidak mampu kuperbuat, tidak ada dalam diriku.
Aku terperangkap oleh daya imajinasiku sendiri yang mungkin terlalu kuat, sehingga lama-kelamaan, aku malah semakin mempercayai imajinasiku sendiri sebagai sesuatu yang nyata dan benar.

Karena semua perasaanku terhadap sang bintang terang ini, aku “merasa” bahwa apa yang kulihat, kudengar, kurasakan didalam diriku yang berasal dari sesuatu yang tidak bisa kulihat nyatanya itu, seakan-akan adalah tindakanku yang paling benar dan mulia.
Kesombongan itu membuat aku menjadi orang yang sangat yakin bahwa semua itu benar dan aku mencoba menjadi seorang pahlawan. Seorang pahlawan bertopeng mungkin sangat tepat untuk menjadi julukanku, karena aku mengenakan topeng yang menggambarkan kesombonganku, tanpa kusadar bila topeng itu terbuka, maka terlihatlah bahwa aku ini tidak mempunyai apa-apa dan tidak bisa apa-apa.
Aku menempatkan diriku kedalam dirinya seakan-akan aku adalah juga sebuah bintang yang bisa menerangi dia, padahal sebenarnya diriku lah yang membutuhkan cahaya dan penerangan itu.

Kesombongan akhirnya hanya membuat aku menjadi orang yang menyakiti hati orang lain, dan juga membuat diriku terlihat semakin buruk dan bodoh.
Sesuatu yang sama sekali tidak berguna, tidak bermanfaat dan tidak memberikan kebaikan apapun untuk diriku selain kesadaran yang kusadari saat ini.
Ya, satu-satunya kebaikan dari kesombonganku dulu adalah, aku menyadari keburukan dari kesombonganku selama ini.

Aku belajar banyak dari bintangku itu. Aku mengenal banyak hal darinya untuk bisa membawa perubahan didalam diriku menjadi manusia yang lebih baik.
Menyadari kekurangan adalah juga suatu kesadaran agar tidak terjebak menjadi orang yang merasa punya kelebihan dan kemampuan. Bisa menyadari kekurangan akan membuat diri kita belajar dan belajar lagi dari hidup dan kehidupan ini.
Baju kesombongan memang terlihat megah dan mewah, terlihat kebesarannya. Tapi baju itu akhirnya akan membakar diri kita menjadi orang yang tidak berguna sama sekali, bahkan akan semakin merendahkan dan menjatuhkan kita.

Aku bersyukur, dalam beberapa pembicaraan terakhirku bersama bintangku itu didalam sebuah sms, dia berkata “sampai kapanpun, saya akan menganggap kamu adalah teman terbaik saya”.
Dan aku bersyukur, saat ini dia bersahabat dengan sahabatku itu, seseorang yang memang pantas untuk menjadi sahabatnya.
Banyaknya hal yang sudah terjadi, dan telah membuka mataku bahwa betapa sombongnya diriku selama ini, membuat aku menjadi ikhlas dan rela menerima jalan ceritaku dengannya yang harus begini saat ini. Sudah sepantas dan sewajarnya kalau aku hanya sampai disini dengan bintang itu.

Aku tahu dan sadar, sampai kapanpun aku tidak akan bisa menjadi yang terbaik buat sang bintang, masih terlalu banyak yang harus kuperbaiki dalam diriku dan itu masih terlalu jauh untuk bisa memperbaikinya.
Sebagai penghargaanku dan terima kasihku, maka aku hanya bisa berkata “sampai kapanpun, dia adalah yang terbaik dalam hidupku”.
Aku tidak akan pernah menganggap, tapi aku akan bilang dia yang terbaik, karena memang dia yang terbaik yang pernah kukenal dan pernah dekat denganku.

Mudah-mudahan, seseorang yang pernah berkata kuch kuch hota hei kepadaku tentangnya, bisa lebih sadar, tidak hanya sekedar kuch kuch hehehehe :]

Uhm …
Semoga kesombongan itu akan semakin terbakar dalam diriku….


Aku dan sombong [1] …

Dalam hidupku begitu banyak orang-orang yang begitu berarti dan berpengaruh dalam proses perubahan dan kedewasaan diri ini.
Terkadang harus memasuki kegelapan, kemudian berpindah menuju tempat yang terang, seperti seseorang yang sedang berada di atas sebuah kereta api, dan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, menyusuri bukit, terowongan gelap, jalan raya, dan lain sebagainya.

Kusadari betapa selama ini aku adalah manusia yang sangat sombong, merasa banyak tahu dan mendapat tahu dari yang Maha Benar. Tanpa sadar ataupun sadar, mungkin kesombongan ini membuatku seringkali merendahkan orang lain, memandang orang dengan sebelah mata, atau hal-hal buruk lainnya yang tidak bisa kusadari telah menyebabkan itu dari sifat sombong.

Setelah kuputar kembali jalan cerita hidupku untuk beberapa saat, maka semakin kusadari bahwa aku adalah manusia sombong. Kudapati kesombongan ini setelah ku coba melihat dan memikirkan semua kejadian-kejadian yang telah lewat bersama orang-orang yang dekat denganku.

Salah satunya adalah sahabatku sendiri. Dia adalah teman untuk berdiskusi, berbagi, dan berpetualang. Dalam perjalanan spiritualnya, kuanggap sahabatku ini sudah lebih matang dan lebih dewasa pemahamannya dibandingkan diriku. Beberapa kali saat kita sedang membahas suatu permasalahan yang biasanya berhubungan dengan masalah-masalah spiritual, saat dia sedang “menerima” pemahaman, atau mungkin “ilham” atau “wahyu” dia akan bilang, “jadi deg deg an nih jantung mo ngomonginnya” hehehe. Ya, biasanya begitu kalau sudah datang pengetahuan langit hehehe, tapi lucunya kadang-kadang apa yang dia sampaikan kemudian setelah menunggu dulu beberapa saat sampai dia bisa melanjutkan bicaranya, ternyata apa yang akan dia sampaikan itu adalah sesuatu yang buatku sebelumnya sudah lama melintas dikepala tanpa harus jantung deg deg an. Kemudian setelah dia sampaikan pemahamannya, dia berhenti sejenak bicara dan bertanya padaku, “sampai segitu dulu, paham ga apa yang kubilang tadi sebelum dilanjut?”, uhm… kadang kaget juga ditanya gitu sama dia hehehe, ya langsung kubilang paham walau kadang bingung, baru dia melanjutkan lagi ceritanya.

Sahabatku ini adalah orang yang sangat bijaksana menurutku, cerdas dan berpikiran terbuka, tidak seperti diriku yang berpikiran sempit, lemot dan jauh dari bijaksana.
Seringkali kurasakan beberapa pandangan orang, vision orang-orang spiritualis terhadapku, sebenarnya mungkin ditujukan pada dirinya, tapi karena energi sahabatku yang besar dan melingkupi diriku yang selalu bersama-sama dia, membuat orang menjadi salah melihat aku. Ya… aku dianggap orang adalah sahabatku itu.

Dalam sebuah komunitas spiritual, tempat dimana aku belajar meditasi, sang pimpinan padepokan pernah mendapatkan vision yang katanya, dalam vision itu dia melihat tiga orang didalam komunitas itu yang akan menjadi pemimpin, entah memimpin komunitas itu atau apa, tapi yang jelas orang yang dia lihat ini berdiri didepan banyak pengikutnya.
Dan menurut pimpinan padepokan itu, aku adalah salah satu dari tiga orang yang terlihat, dua orang lagi adalah teman-temanku juga dari komunitas tersebut.
Uhm, kalau dilihat-lihat lagi kedalam diriku, aku bukanlah tipe seorang pemimpin, jiwa ku bukan jiwa seorang pemimpin, aku lebih suka berdiri dibelakang daripada didepan, aku bukan orang yang bisa berbicara didepan orang banyak, bukan orang yang punya pengetahuan serta kemampuan untuk menjadi pemimpin, apalagi dalam urusan spiritual, sangat terlalu cetek pengetahuanku.
Rasanya malah ini lebih cocok bila dilihat dari sahabatku, karena dia punya jiwa pemimpin, bisa memimpin dan berbicara didepan orang, otaknya cerdas, wawasannya luas dan pemikiran yang terbuka. Sepertinya pimpinan padepokan ini telah salah melihat orang yang berdiri itu, eheheh itu jelas bukan diriku, tapi lebih bisa dibilang itu sahabatku.

Sesepuh dari komunitas spiritual yang ku ikuti itu juga pernah berkata padaku, “kamu akan menjadi seorang spiritualis yang sangat baik suatu hari nanti”, dia berkata begitu padaku saat dulu aku terbaring sakit hampir lima bulan, beberapa tahun yang lalu.
Tapi segera kusadari, bahwa perkataannya itu hanyalah untuk membuat semangat hidupku bangkit sehingga diharapkan aku segera sembuh bila semangat hidup sudah membaik.
Sebenarnya aku tidaklah pernah dilihat sesepuh komunitas ini sebagai orang yang bisa menjadi spiritualis, apalagi ada tambahan dibelakangnya spiritualis yang sangat baik hehehe… aku sangat jauhhh dari baik. Hal itu juga kusadari saat belakangan hari, sesepuh ini pernah berkirim sms pada .. uhm.. seseorang yang pernah dekat denganku, dan mengatakan bahwa aku memang bukan seorang psikik, atau seseorang yang punya kemampuan supranatural, atau apapun namanya, tapi beliau segan untuk mengatakan yang sejujurnya kepadaku karena khawatir aku tersinggung atau merasa kecewa.
Buatku semua ini sudah cukup menggambarkan bahwa aku memang tidaklah mempunyai kemampuan apa-apa, tapi karena sombongku saja aku lebih banyak merasa mampu, merasa bisa, merasa punya kelebihan.

Dalam sebuah milis yang membahas spiritual juga, aku kemudian terpilih menjadi satu dari tujuh orang yang diangkat sang master, menurut sang master tujuh orang yang terpilih ini mempunyai kelebihan, kelak akan menjadi seorang pemimpin, menjadi seorang imam, juga termasuk keturunan-keturunannya.
Uhm….entah apa yang dilihat sang master dariku hingga aku terpilih menjadi salah satunya. Tapi sekarang kupikir lagi, sepertinya sang master disinipun salah melihat, mungkin yang dia lihat sebenarnya adalah sahabatku itu, bukan aku.
Energi sahabatku lebih besar dari energiku, sehingga energinya mungkin menutupi diriku, sementara aku lebih banyak terlihat seperti menonjol karena mungkin terlalu banyak omong dan sok tahu didalam milis tersebut, dan akhirnya aku seakan-akan terlihat adalah sahabatku itu.
Hehehe .. ya semua ini salah lihat dan salah kaprah sepertinya … :]

Belakangan ini kusadari, bahwa aku sebenarnya tidaklah mempunyai kemampuan mata ketiga, tidak bisa melihat dimensi-dimensi lain, tidak bisa melihat cakra, aura dan energi.
Aku telah membual begitu besarnya terhadap banyak orang, menipu banyak orang dengan sesuatu yang sebenarnya tidaklah pernah bisa aku melihatnya.
Bualan demi bualan yang kubuat, tipuan dan tipuan yang kulontarkan kepada banyak orang, semakin lama semakin ku percayai kebenarannya. Aku jadi mempercayai bualanku sendiri, percaya terhadap tipuanku sendiri, sehingga membuat aku semakin merasa memang mempunyai kemampuan itu.

Hehehe, cukup lama sudah aku menjadi orang yang seperti itu. Menjadi orang yang sombong dengan ketidakmampuanku, sombong dengan ketidakpunyaanku.
Dan kusadari aku beruntung dipertemukan dengan sahabatku itu, dan juga orang-orang yang kukenal lewat komunitas spiritual tempatku belajar meditasi.
Yang berharga dari situ bukanlah tentang meditasinya, tapi lebih dari itu, yaitu tentang hidup dan kehidupan.
Maka rasanya memang sepantasnya, sewajarnya, kalau orang lain pun ingin menjadi seperti sahabatku, dan ingin menjadi salah satu sahabat dari sahabatku itu, karena sahabatku ini memang pantas dijadikan sahabat bagi siapapun.



Rumahku Surgaku [2]

Disuatu tempat yang antah berantah, disuatu waktu yang tak tentu …

Suasana malam itu rasanya agak berbeda, terasa cuaca dingin begitu menyengat hingga kedalam tulangku, angin menyusuri alam ini dengan kencang dan cepatnya membuat daun-daun dipepohonan sekitar rumah panggungku bergoyang-goyang tak tentu arah.

Kulihat bulan saat itu sedang purnama, begitu bulat sempurna dan terangnya sangat indah memukau hati yang memandangnya.

KebesaranNya yang Dia tunjukkan dialam semesta ini memang tak pernah henti membuatku terpesona dan terkagum-kagum.


Kuputar pandangan mataku menatap suatu sudut didalam rumah panggung yang kecil mungil dan sederhana itu, sampai mata ini terbentur melihat seraut wajah cantik yang anggun sedang tertidur diatas kursi kayu dekat perapian.

Kutatap wajah anggun itu dengan pandangan mata yang terpesona. Sebuah wajah yang selalu membuatku merasakan jatuh cinta, seperti saat aku bertemu pertama kalinya dulu dengannya.

Tak sadar bibirku tersenyum menatap wajah istriku itu yang sedang tertidur pulas.

Cuaca yang sangat dingin ini kemudian menyadarkan aku, kulihat istriku tertidur diatas kursi panjang itu sambil menggelungkan badannya karena kedinginan, dan dia tidak memakai selimut, hanya mengenakan sweater warna coklat yang pernah kuberikan padanya dulu.

Segera kuambil sebuah selimut tebal, dan kututupi seluruh tubuhnya dengan selimut itu agar bisa memberikan rasa hangat yang lebih lagi untuknya.

Uhm.. kini aku memandang istriku lebih dekat lagi. Kucium keningnya dan kedua pipinya. Rasanya tidurnya sudah sangat lelap, mungkin karena letih, sehingga ciumanku pun tidak membuatnya terbangun, ya memang aku tidak berharap dia terbangun, aku ingin memandangi wajahnya yang sedang tertidur pula situ.


Teringat olehku dulu, aku pernah bertanya padanya sebelum dia menjadi istriku, “apakah akan ada penyesalan disuatu hari nanti jika kelak dia menjadi istriku?”.

Jawabannya, “tidak akan pernah ada penyesalan, bahkan jika memang ada penyesalan didalam hatiku ini, maka penyesalan itu adalah sebuah penyesalan jika aku tidak bisa berdampingan denganmu untuk mencintaiNya”.

“Lantas, apa yang akan terjadi jika seandainya memang tidak pernah dipersatukan?” tanyaku lagi padanya.

“aku tidak akan menyesali lagi apa yang sepatutnya kusesali, jika semua jalan yang kutempuh untuk bisa hidup bersamamu, tidak bisa membawa dirimu menjadi bagian hidupku, dan semua jalan yang kau tempuh untuk bisa hidup bersamaku, tidak memberikan pilihan untuk bisa menyatukan cinta ini”.

Uhm.. jalanku dan jalannya memanglah dulu sangat berat, begitu banyak cobaannya, banyak rintangannya dan godaannya. Tapi jika kehendakNya memang sudah ditetapkan untukku dan untuknya, maka semua yang pernah terasa berat dulu itu, kini menjadi sesuatu yang berbuah kebahagiaan.

Tiba-tiba istriku terbangun, hehe dia terkejut saat menyadari bahwa ada aku disamping sedang memandangi wajahnya.

“kenapa belum tidur ?” Tanya istriku. “ya, sebentar lagi, aku sedang menikmati cahaya bulan yang saat ini sedang bersinar terang, sekedar ingin merasakan kedamaiannya”, jawabku.

Lalu istriku memeluk tubuhku, “uhm, badan kamu dingin sayang?”, lalu dia menutupi tubuhku dan tubuhnya dengan selimut yang kuberikan tadi, kemudian semakin mempererat pelukannya terhadapku.

“udah dulu liat bulannya, ga usah sampai harus keluar kan lihatnya, disini juga ada cahaya bulan yang ga kalah indah kok dengan bulan yang kamu liat diatas angkasa situ, he he he”. Aku tersenyum mendengarkan kata-kata istriku itu, dalam hatiku aku berkata “memang cahaya bulan yang kulihat itu ada didekatku saat ini, yang cahayanya lebih bisa membuatku merasa nyaman dan damai” cahaya itu adalah cahaya dari istriku tercinta ……


1/15/2009

Kebebasan …

Dulu aku adalah orang yang tidak mau keterikatan, aku lebih suka kebebasan dalam setiap langkahku, dalam setiap keputusanku. Dalam kebebasan itu ada kebahagianku yang tidak ingin dicampuri oleh orang lain.
Kebebasanku, terkadang menjadi bersinggungan dengan orang lain, terutama dengan orang-orang terdekatku.

Uhm, disatu sisi dalam ketidak mauanku untuk terikat, aku membutuhkan orang lain yang bisa memberikan supportnya, memberikan semangatnya, memberikan kepercayaannya kepadaku. Ya .. aku tetap saja seorang laki-laki biasa yang punya kelemahan, yang terkadang terjatuh dan butuh seseorang untuk menopangku, memberiku semangat baru untuk menghadapi hidup.
Kebebasan itu, ku jalani dengan hati yang bahagia. Aku bisa pergi kemana pun aku mau, naik gunung, pulang larut malam, bahkan terkadang tidak pulang kerumah. Latihan band yang tak tentu waktu, berkumpul bersama teman-temanku walau aku bukan termasuk anak yang suka bergaul ke tempat-tempat yang biasa anak-anak muda tongkrongi. Tempat nongkrongku hanyalah sebuah tempat dimana aku bisa menikmati alam ini dengan sepuas-puasnya, bisa melihat langit malam dan bintang-bintang sambil menghisap sebatang rokok dan ditemani segelas kopi, serta berbincang-bincang dengan teman-temanku yang sejalan kebebasan hidupnya, bisa menghirup udara malam dan dinginnya didepan api unggun, bermain gitar sambil bernyanyi-nyanyi sekeras-kerasnya walau nada-nada sumbang yang keluar, menghapal lagu-lagu untuk dipersiapkan bila ada event, mendengarkan lagu-lagu berjam-jam, dan masih banyak lagi hal-hal yang terbiasa kunikmati sendiri ataupun bersama-sama dengan teman-temanku yang juga tidak pernah ingin terikat, karena ikatan hanya akan menghilangkan semua kebebasan itu, ikatan hanya akan menghalangi semuanya itu.

Namun manusia berubah, pandangan hidup bisa berubah, tujuan hidup bisa berubah. Dulu aku tidak mau terikat, hingga yang kubutuhkan didekatku adalah seorang wanita yang bisa mengerti sikapku, bisa mengerti keinginanku dan menghargainya, serta bisa percaya terhadap pilihan hidupku itu.
Sampai suatu saat, semua keinginan itu, tujuan itu, kesenangan itu berubah total. Kurasakan apa yang kunikmati dari yang namanya kebebasan itu, tidaklah membuat aku menemukan kebahagiaan yang sejati.
saat dulu aku tidak pernah peduli dengan apa yang kulakukan, apakah membuat orang berpikir lain tentangku, berpikir lain tentang sikapku, berpikir lain tentang kebaikanku, berpikir lain tentang ucapku.
aku dekat dengan siapapun yang aku mau, bahkan sejak dulu aku selalu bisa menempatkan diriku dipihak manapun, baik diantara pihak yang saling bermusuhan, saling berlomba, saling menutupi sekalipun.
tapi tetap semuanya kulakukan tanpa ada maksud tertentu, semua berjalan begitu saja, tidak ada maksud bermain-main, hanya menjalani saja apa yang membuatku bahagia dan merasakan senang.

aku dekat dengan banyak wanita, tanpa ada satupun yang harus merasa terikat atau ku ikat dengan sebuah komitmen. dan aku sudah merasa cukup senang, karena dari situ aku juga sudah cukup mendapatkan perhatian dari banyak orang, mendapatkan kasih sayang dari banyak orang, mendapatkan kebahagiaan dari banyak wanita.
belakangan akhirnya aku tahu, kedekatanku, keterbukaanku, ternyata banyak membuat orang berpikir salah terhadapku. aku dianggap menjadi orang yang selalu membuka harapan bagi orang, memberi harapan bagi banyak orang, dan bahkan beberapa membuat mereka ternyata menyimpan sakit hati karena keterbukaanku, karena keluwesanku dalam berhubungan dengan orang-orang.
rasa senang berdekatan denganku lambat laun ternyata membuat mereka beranggapan negatif terhadapku.
sikapku yang terlalu dingin terhadap wanita, tapi tetap bisa memberikan perhatian, malah ternyata suatu hari kuketahui membuat mereka berpikir bahwa aku adalah laki-laki yang tidak normal, tidak menyukai lawan jenisnya hehehehe ...
uhm,... tidak kukira akan sebegitu jauhnya orang berpikiran tentangku karena sikapku sendiri.

semuanya berubah, saat aku mulai menginginkan arah yang jelas dalam hidupku. aku tidak ingin lagi hidupku berlari kesana kemari tanpa tujuan, tanpa arah.
aku menginginkan kebebasan dalam keterikatan, kebebasan dalam ikatan. semua kupikir bisa kudapatkan saat aku bisa menjalani hidup ini bersama seseorang yang sama-sama mencari kebebasan dalam ikatan itu.
aku mulai berpikir, dan semakin lama semakin kuat pikiran itu berputar didalam benak dan anganku, bahwa kebahagiaan yang kucari itu sesungguhnya bisa kudapat saat aku bisa menemukan seseorang yang bisa memberikan kebebasan itu.
kebebasan dalam sebuah komitmen, kebebasan yang bisa dicapai dan diraih tanpa harus terus menjalani kebebasan seperti yang dulu kujalani.
kebebasan yang tidak lagi harus membuat orang berpikir bahwa aku sedang menebarkan perhatian, membuat orang berpikir aku senang mencari cari perhatian.
uhm.. aku tidak lagi membutuhkan perhatian dari banyak orang, cukup dari satu orang yang bisa memberikanku semua hal yang kucari didunia ini, semua hal yang kubutuhkan didunia ini.
bila semua itu bisa terpenuhi oleh satu orang, kebahagiaan itu bisa kudapatkan dari satu orang, kedamaian itu bisa kurasakan dari satu orang, maka tak lagi penting bagiku untuk mencari hal yang lainnya. tidak penting dan tidak lagi akan kucari - cari.

hanya butuh sebuah keyakinan dan kepercayaan saja untuk mencapai itu.
dulu keyakinan dan kepercayaan itu sudah hampir pasti kudapatkan dan kurasakan dari seseorang. Tapi mungkin karena dulu aku pernah menjadi orang yang tidak ingin terikat, tidak ingin urusanku dicampuri orang, tidak mau hidupku diatur orang, saat aku menghadapinya sendiri, aku semakin sadar bahwa dulu aku benar-benar telah banyak membuat orang lain banyak merasakan kecewa terhadapku. Setidaknya, banyak dari tulisan beberapa teman yang ku kenal dulu di booklet masa kuliahku menggambarkan isi hati mereka yang sepertinya kecewa, beberapa obrolan dengan beberapa temanku yang setelah lama tidak bertemu juga beberapa kali menggambarkan perasaan mereka waktu itu.

:) hidup ini memang akan terus mendapatkan pelajaran, terutama dari masa lalu kita.
sudah seharusnya masa lalu kita membuat kita saat ini menjadi jauh lebih baik. Sudah seharusnya kita membuka mata dan telinga kita lebar-lebar untuk bisa memahami perjalanan hidup kita yang ternyata mungkin selama ini disadari atau tidak disadari sudah membuat orang lain merasa kecewa atau bahkan sakit hati terhadap kita, membuat orang lain merasa diberi harapan oleh kita.
kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak atau belum kita sadari, bisa saja menjadi suatu penghambat jalan hidup kita saat ini, agar kelak bila kita sudah bisa menyadari kesalahan diri kita, sekecil apapun, itu bisa membuat kita menjadi orang yang lebih sadar dan menghargai perasaan orang lain.

akan selalu ada sebab dan akibat ...
maka yang sebaik baiknya adalah ... membuat diri kita, setiap tindakan kita, ucapan kita, menjadi sebab dari sebuah niat baik yang tulus dengan melihat terlebih dahulu apakah semua tindakan dan ucapan kita ini mungkin akan mengakibatkan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi orang lain, sehingga sebab yang kita timbulkan akan berakibat baik dan berharga bagi diri kita juga bagi orang lain tanpa menimbulkan noda hitam bagi hidup kita.




Jawaban …

Kenapa kamu masih mencari jawaban ?

Apa belum cukup semua petunjuk yang tersirat dan tersurat dalam sikap dan ucap ?

Mungkin aku bisa mengerti dan menerima apa yang kamu lakukan ..

Tapi hidup di dunia ini tidak selalu manusia itu punya rasa yang sama, berbeda dalam menyikapi dan mengartikan maksud dan niat seseorang.

Walaupun aku dan dia adalah sama, tapi hanyalah perwujudan kami saja yang sama, sementara hati, jiwa, pikiran adalah berbeda, tidak bisa disamakan.

Caraku memandang tidaklah sama, caraku berpikir dan menerima sesuatu untuk dipahami berbeda.

Jika harus jujur, maka kalaulah aku yang menjadi dia, maka aku akan menurutkan apa yang ada dihati ini. Dan kamu tahu apa yang dihati ini ? saya akan mengikuti apa yang kamu coba sampaikan, dan coba memahaminya bahwa itu semata-mata keluar dari hati kamu yang selalu ingin menjaganya, ingin melindunginya.


Aku tidak akan membela kamu, tapi hanya mengikuti apa yang memang saya terima, sudut pandangku menangkapnya seperti ini, dan ini jujur, bukan karena maksud hati tertentu supaya tidak ada kesalah pahaman yang kamu artikan dengan pembicaraan ini.

Setidaknya aku adalah orang yang tidak mempertahankan sesuatu karena gengsi, dan juga tidak akan aku pertahankan sesuatu yang salah dalam diriku, hanya karena aku ingin terlihat selalu sempurna dimata kamu.

Yang salah adalah akan selalu salah dan tidak baik, yang benar akan selalu terjaga kebenarannya dan akan selalu untuk kebaikan. Tapi ada kebaikan dari terjadinya suatu kesalahan, yaitu pembelajaran, sikap hidup yang berubah, pandangan hidup yang berubah, menjadi lebih mengerti bahwa dunia ini penuh dengan warna-warni jiwa manusia yang akan selalu menjadi hiasannya. Kebaikan ini hanya akan bisa kita lihat jika kita mau jujur dengan hati dan perasaan kita saat menghadapinya.

Apa kamu bisa terlepas dari kesalahan ? apa bisa menjadi manusia yang selalu hidup dalam kejujuran dan kebaikan ?

Kamu benar, tidak ada yang sempurna, tidak ada yang lepas dari melakukan kesalahan. Bijaksananya adalah, mau menyadari kesalahan, mau merubah kesalahan itu, dan bisa jujur saat menyadari bahwa diri kamu salah untuk kemudian bisa mengakuinya.


Jika engkau banyak berbohong, dan terbiasa berbohong, maka lama kelamaan engkau akan menjadi orang yang mempercayai kebohonganmu sendiri. Terbiasa berbohong tentang hal-hal yang kecil dan sepele, lama-kelamaan akan menganggap kebohongan itu adalah hal yang wajar dan biasa saja, sampai kemudian meningkat pada kebohongan lain yang lebih besar.


Kejujuran selalu akan membuahkan kebaikan, sebaliknya, semakin banyak engkau berlaku tidak jujur, semakin diri kamu akan terlihat buruk dan sulit untuk dipercaya lagi.

Kenapa harus mempertahankan sesuatu yang salah, jika kamu sadar bahwa yang salah itu tidaklah akan memberikan manfaat apa-apa bagimu, malah hanya akan membawamu semakin tersuruk dalam lembah gelap duniawi.


Mempunyai sikap hidup, prinsip… adalah bagus, dan sudah seharusnya kita mempunyai prinsip dan pandangan hidup sendiri. Tapi saat prinsip ini tidaklah membuat kita menjadi lebih baik, membuat mata hati kita tertutup dan menjadi orang yang keras hati, itu akan membuat dirimu sendiri akhirnya terjauhkan dari apa yang kamu coba gapai dalam hidupmu. Kamu hanya akan menjadi penantang dan penentang terhadap semua hal yang kamu anggap membuat hidup kamu terhalang jalannya. Karena sudah kerasnya hati, maka sekalipun kebaikan yang ditujukan untuk kamu, itu tidak lagi akan terlihat baik, tapi akan terlihat menjadi sesuatu yang akan menjatuhkan kamu sendiri.


Kekhawatiran tentang hidup dan permasalahannya, ketakutan akan hal ini dan itu yang senantiasa menghantui detik demi detik, akhirnya hanya membuatmu tersudutkan dan hidup dalam kegelisahan dan ketidak tenangan. Semua akan terlihat menjadi ganjalan, semua akan terlihat menjadi lebih berat dari seharusnya, semua akan menjadi batu yang setiap saat bisa menjadi sandungan langkah kakimu. Mata dan telinga ini akhirnya tertutup dan menolak saat menerima sesuatu, sekalipun itu datang dari ketulusan dan niat baik yang lainnya. Lalu menjadi orang yang senang dengan dirinya sendiri, merasa senang dengan semua masalahnya, tapi tetap saja berkeluh kesah, tetap saja tidak bisa menerima dengan lapang dada apa yang menimpanya. Ketegaran yang datang itu terkadang menjadi palsu, dibuat-buat seakan-akan memang sudah cukup kuat dan sabar menerimanya. Merasa sudah mampu untuk tidak membiarkan orang lain masuk mengulurkan tangannya, dan uluran tangan itu terlihat menjadi sesuatu yang hanya akan menambah kesulitan dan kesusahan hati saja.


Sudah cukup kamu berbuat … sudah baik niat yang kamu ulurkan … sudah bagus apa yang kamu coba berbagi dengannya. Tapi jalan hidup tidaklah bisa dipaksakan, dan jangan memaksakan sekalipun kamu tahu itu baik.


Apa kamu bisa menerima itu ?

Coba untuk membuka mata hati dalam kesadaran yang lebih luas dan belajar membuka dada ini selapang mungkin untuk bisa melihat bahwa segala sesuatunya sudah ada ganjarannya masing-masing, baik dan buruknya akan diterima oleh diri kita sendiri, pilihan jalan yang dipilih pun adalah keputusan diri kita sendiri, mau memilih jalan yang sulit dan susah serta menggelapkan hati kita, atau memilih jalan yang terang dan pasti walau rintangannya pun tentu tidak sedikit, itu semua terserah pada diri kita.

Jangan memilih karena kata orang lain, atau memilih karena diri kita sendiri, tapi pilihlah dengan kesadaran.