1/15/2009

Jawaban …

Kenapa kamu masih mencari jawaban ?

Apa belum cukup semua petunjuk yang tersirat dan tersurat dalam sikap dan ucap ?

Mungkin aku bisa mengerti dan menerima apa yang kamu lakukan ..

Tapi hidup di dunia ini tidak selalu manusia itu punya rasa yang sama, berbeda dalam menyikapi dan mengartikan maksud dan niat seseorang.

Walaupun aku dan dia adalah sama, tapi hanyalah perwujudan kami saja yang sama, sementara hati, jiwa, pikiran adalah berbeda, tidak bisa disamakan.

Caraku memandang tidaklah sama, caraku berpikir dan menerima sesuatu untuk dipahami berbeda.

Jika harus jujur, maka kalaulah aku yang menjadi dia, maka aku akan menurutkan apa yang ada dihati ini. Dan kamu tahu apa yang dihati ini ? saya akan mengikuti apa yang kamu coba sampaikan, dan coba memahaminya bahwa itu semata-mata keluar dari hati kamu yang selalu ingin menjaganya, ingin melindunginya.


Aku tidak akan membela kamu, tapi hanya mengikuti apa yang memang saya terima, sudut pandangku menangkapnya seperti ini, dan ini jujur, bukan karena maksud hati tertentu supaya tidak ada kesalah pahaman yang kamu artikan dengan pembicaraan ini.

Setidaknya aku adalah orang yang tidak mempertahankan sesuatu karena gengsi, dan juga tidak akan aku pertahankan sesuatu yang salah dalam diriku, hanya karena aku ingin terlihat selalu sempurna dimata kamu.

Yang salah adalah akan selalu salah dan tidak baik, yang benar akan selalu terjaga kebenarannya dan akan selalu untuk kebaikan. Tapi ada kebaikan dari terjadinya suatu kesalahan, yaitu pembelajaran, sikap hidup yang berubah, pandangan hidup yang berubah, menjadi lebih mengerti bahwa dunia ini penuh dengan warna-warni jiwa manusia yang akan selalu menjadi hiasannya. Kebaikan ini hanya akan bisa kita lihat jika kita mau jujur dengan hati dan perasaan kita saat menghadapinya.

Apa kamu bisa terlepas dari kesalahan ? apa bisa menjadi manusia yang selalu hidup dalam kejujuran dan kebaikan ?

Kamu benar, tidak ada yang sempurna, tidak ada yang lepas dari melakukan kesalahan. Bijaksananya adalah, mau menyadari kesalahan, mau merubah kesalahan itu, dan bisa jujur saat menyadari bahwa diri kamu salah untuk kemudian bisa mengakuinya.


Jika engkau banyak berbohong, dan terbiasa berbohong, maka lama kelamaan engkau akan menjadi orang yang mempercayai kebohonganmu sendiri. Terbiasa berbohong tentang hal-hal yang kecil dan sepele, lama-kelamaan akan menganggap kebohongan itu adalah hal yang wajar dan biasa saja, sampai kemudian meningkat pada kebohongan lain yang lebih besar.


Kejujuran selalu akan membuahkan kebaikan, sebaliknya, semakin banyak engkau berlaku tidak jujur, semakin diri kamu akan terlihat buruk dan sulit untuk dipercaya lagi.

Kenapa harus mempertahankan sesuatu yang salah, jika kamu sadar bahwa yang salah itu tidaklah akan memberikan manfaat apa-apa bagimu, malah hanya akan membawamu semakin tersuruk dalam lembah gelap duniawi.


Mempunyai sikap hidup, prinsip… adalah bagus, dan sudah seharusnya kita mempunyai prinsip dan pandangan hidup sendiri. Tapi saat prinsip ini tidaklah membuat kita menjadi lebih baik, membuat mata hati kita tertutup dan menjadi orang yang keras hati, itu akan membuat dirimu sendiri akhirnya terjauhkan dari apa yang kamu coba gapai dalam hidupmu. Kamu hanya akan menjadi penantang dan penentang terhadap semua hal yang kamu anggap membuat hidup kamu terhalang jalannya. Karena sudah kerasnya hati, maka sekalipun kebaikan yang ditujukan untuk kamu, itu tidak lagi akan terlihat baik, tapi akan terlihat menjadi sesuatu yang akan menjatuhkan kamu sendiri.


Kekhawatiran tentang hidup dan permasalahannya, ketakutan akan hal ini dan itu yang senantiasa menghantui detik demi detik, akhirnya hanya membuatmu tersudutkan dan hidup dalam kegelisahan dan ketidak tenangan. Semua akan terlihat menjadi ganjalan, semua akan terlihat menjadi lebih berat dari seharusnya, semua akan menjadi batu yang setiap saat bisa menjadi sandungan langkah kakimu. Mata dan telinga ini akhirnya tertutup dan menolak saat menerima sesuatu, sekalipun itu datang dari ketulusan dan niat baik yang lainnya. Lalu menjadi orang yang senang dengan dirinya sendiri, merasa senang dengan semua masalahnya, tapi tetap saja berkeluh kesah, tetap saja tidak bisa menerima dengan lapang dada apa yang menimpanya. Ketegaran yang datang itu terkadang menjadi palsu, dibuat-buat seakan-akan memang sudah cukup kuat dan sabar menerimanya. Merasa sudah mampu untuk tidak membiarkan orang lain masuk mengulurkan tangannya, dan uluran tangan itu terlihat menjadi sesuatu yang hanya akan menambah kesulitan dan kesusahan hati saja.


Sudah cukup kamu berbuat … sudah baik niat yang kamu ulurkan … sudah bagus apa yang kamu coba berbagi dengannya. Tapi jalan hidup tidaklah bisa dipaksakan, dan jangan memaksakan sekalipun kamu tahu itu baik.


Apa kamu bisa menerima itu ?

Coba untuk membuka mata hati dalam kesadaran yang lebih luas dan belajar membuka dada ini selapang mungkin untuk bisa melihat bahwa segala sesuatunya sudah ada ganjarannya masing-masing, baik dan buruknya akan diterima oleh diri kita sendiri, pilihan jalan yang dipilih pun adalah keputusan diri kita sendiri, mau memilih jalan yang sulit dan susah serta menggelapkan hati kita, atau memilih jalan yang terang dan pasti walau rintangannya pun tentu tidak sedikit, itu semua terserah pada diri kita.

Jangan memilih karena kata orang lain, atau memilih karena diri kita sendiri, tapi pilihlah dengan kesadaran.


No comments:

Post a Comment