1/12/2009

Past Life …

Beberapa waktu yang lalu, aku pernah menjumpai seseorang yang mempunyai kemampuan hypnoterapi. Sebuah terapi dengan metode hipnotis yang kuharapkan bisa menghilangkan beberapa bagian dari memori masa laluku untuk tidak kuingat lagi, untuk kulupakan karena satu dan lain hal.

Ternyata di pertemuan itu, aku malah tidak mendapatkan terapi sama sekali dari sang terapis, tapi beruntungnya aku mendapatkan pelajaran yang berharga tentang kesadaran past life.


Dulu aku selalu berpikir, apa sebenarnya yang mereka lihat dalam past life ? apakah memang benar ada reinkarnasi itu ? tapi bila ku katakan tidak percaya, beberapa orang ternyata mengalaminya, bisa melihat dirinya atau pun orang lain di masa lalunya.

Perjalanan hidup membawaku lebih dekat berkenalan dengan apa yang disebut Past Life. Dari mulai mendapati sesuatu yang menyenangkan, sampai juga pengalaman yang sungguh tidak menyenangkan. Kulihat ada orang-orang yang punya kesadaran tentang past life ini, sepertinya menurutku telah salah kaprah mengartikan apa yang mereka lihat dalam tujuan hidupnya saat ini.

Uhm… ternyata ada mereka yang menyadari past life ini, kemudian bertemu dengan seseorang yang di “masa lalu”nya adalah seseorang yang sangat dekat dengan dirinya, yaitu pernah menjadi istrinya dalam kehidupan yang lampau, lalu di “saat” ini, dia mengembangkan kembali perasaan-perasaan yang pernah ada dulu saat pernah menjadi suaminya. Mungkin seandainya sang wanita yang dia temukan itu, yang pernah menjadi istrinya dikehidupan lalu bukanlah seorang yang menyadari past life, hal ini mungkin saja tidak terjadi, karena walau bagaimanapun, kesadaran tentang past life ini tidak dimiliki semua manusia, sehingga kebanyakan manusia akan menganggap ini adalah hal yang gila dan tidak waras. Tapi bila pertemuan itu terjadi dengan orang yang menyadari past life juga, beberapa orang kuketahui akhirnya membangun kembali hubungan masa lalu itu dimasa ini, hebatnya, masing-masing orang ini sudahlah berkeluarga, sudah mempunyai anak istri, atau anak dan suami. Tentu saja yang terjadi, mereka pun berhubungan seperti layaknya mereka pernah menjadi suami istri dulu, dari mulai urusan perasaan, sampai urusan ranjang pun buat mereka menjadi sesuatu yang wajar, sesuatu yang sah untuk mereka lakukan dan ulangi. Luar biasanya, seseorang yang kukenal baik ini, ternyata sudah mendapati beberapa orang yang pernah menjadi istrinya dikehidupan lalu, dan semuanya diperlakukan seperti seorang istri. Yang membuat diriku kaget adalah, orang yang kukenal ini dimataku dulu adalah seseorang yang sudah tinggi pemahaman spiritualnya, dan kupikir nafsu duniawinya sudah teredam, tidak lagi berkobar-kobar, apalagi untuk urusan wanita.


Pada saat kutemui wanita yang kuharapkan bisa memberikan terapi padaku itu, aku banyak mendapatkan cerita tentang past life. Sesuatu yang dia sadari, dan juga hampir membawa dirinya menjadi seseorang yang akan merendahkan martabatnya sendiri waktu dulu.

Dia bercerita padaku. Dulu dia pun hampir mempunyai pemahaman dan pemikiran seperti itu. Karena menurutnya, adalah wajar dan sah apabila dipertemukan kembali dengan pasangan hidupnya dulu, dan melakukan lagi hal yang sama seperti dulu pernah menjadi suami istri. Bisa saling mencintai, bersayang-sayangan, sampai bercinta diatas ranjang. Tak peduli dirinya sudah berkeluarga atau belum, tak peduli pasangan yang ditemuinya itu sudah berkeluarga atau belum.

Dia mulai tersadarkan saat akhirnya bertemu dengan soulmatenya. Beruntungnya sang soulmate adalah orang yang juga menyadari past life, tapi dia menggunakan akal dan pikirannya dalam memahami arti past life ini. Dari sang soulmatelah dia menyadari, bahwa dulu adalah dulu dan sekarang adalah sekarang, hidupnya yang dulu adalah sebuah masa lalu yang sudah lewat dan bukan untuk dibangkitkan kembali, diwujudkan kembali disaat ini. Sekarang adalah masanya kehidupan yang lain, dengan tujuan yang tetap sama seperti awal terciptanya manusia, yaitu untuk mencari takdir dan jalan yang mendapatkan ridhoNya, jalan yang benar sehingga evolusi sang ruh menjadi semakin terang dan sempurna, membebaskan diri dari semua keburukan untuk kemudian mengikuti kebaikan, bukan untuk semakin menurutkan hawa nafsu dan ego.

Wanita ini mendapati kebenaran itu didalam hati selama dalam masa perjalanan spiritualnya. Akhirnya dia dapati, ternyata laki-laki yang dulu dia temui yang juga pernah menjadi suami dikehidupan masa lalunya, tidak hanya menemukan dirinya, tapi juga menemukan dia, dia .. dan dia … ah entah berapa orang yang sudah dia temui dari masa lalu yang pernah menjadi istrinya.


Melihat kenyatan itu, wanita ini semakin sadar, bahwa dirinya nyaris saja terjerumus, terjungkal dari evolusi yang seharusnya bisa menaikan derajatnya menjadi manusia yang rendah. Nyaris saja dia menjadi manusia yang hanya mengikuti hawa nafsunya sendiri, dan terbutakan dengan menganggap bahwa yang dia temui adalah cinta sejati.

Dia merasa harga dirinya telah jatuh, karena hampir saja menjalani kehidupan yang hina seperti itu, hanya menjadi pemuas nafsu dari laki-laki yang dia kenal di masa lalunya, dan juga mencari kepuasan nafsu dari laki-laki tersebut.

Sepertinya saya waktu itu tidak lebih hanya seorang wanita murahan dimata laki-laki itu, karena bisa diajak bermesraan seperti juga wanita-wanita lain yang didekati, dipengaruhi dan “disatukan kembali menjadi keluarga”nya.

Marah, sedih, berontak dan merasa telah dikhianati oleh laki-laki itu menyebabkan beberapa waktu dirinya mengalami tekanan perasaan. Perasaan jijik terhadap dirinya sendiri, dan malu terhadap suaminya.

Terbayang olehnya, seandainya dia menemukan sepuluh orang laki-laki yang menyadari pernah ada hubungan suami istri dengannya, atau punya hubungan past life dengannya, lalu perasaan ini terus terbawa oleh kenangan masa lalu yang indah, masa lalu yang ada cinta dan kasih sayang dengan orang-orang itu, rasanya saya hanyalah menjadi seorang wanita yang haus belaian laki-laki. Kemudian bisa berpindah-pindah dari satu laki-laki ke laki-laki yang lain, merasakan cinta yang berbeda-beda. Begitu hinanya saya saat menyadari hal itu.

Beruntung sebelum hal itu sempat terjadi, saya dipertemukan oleh orang yang akhirnya menjadi suamiku, seseorang yang juga pernah jadi bagian dari masa laluku.

Mungkin seandainya saya tidak pernah dipertemukan dengan suamiku yang sekarang ini, sata sudah menjadi orang yang hidup tanpa harus ada ikatan dengan siapapun, segala kebutuhanku sebagai seorang wanita, lahir dan batin dipenuhi dan terpenuhi oleh tidak hanya satu orang, tapi beberapa orang yang bisa berperan menjadi “suamiku”. Sementara diluar diriku, mereka berperan menjadi suami wanita lain, bahkan ada yang mempunyai lebih dari satu “istri” dari masa lalunya.
Apa yang saya lakukan memang bisa saja tidak diketahui oleh orang lain, tapi perasaan bersalah ini karena saya yakin apa pun yang saya lakukan, selalu ada yang mengawasinya, ada yang mengetahuinya.

Indah ? tentu saja indah bagi laki-laki itu, bisa berpindah-pindah menikmati wanita, bisa memenuhi nafsunya, menuntaskan nafsunya kepada beberapa orang tanpa harus menjadi orang yang terlihat kotor, karena merasa apa yang dilakukannya adalah haknya, karena merasa yang dilakukannya adalah memang dari hukum alam yang dibenarkan oleh hatinya sendiri, oleh prasangkanya sendiri.

Kulihat ternyata orang-orang ini bisa juga merasakan cemburu saat mengetahui ada orang lain dari past life yang datang lagi dalam kehidupan salah satunya.


Kulihat dari matanya yang berkaca-kaca, wanita ini sedang menahan emosinya saat bercerita padaku. Tak kusadari aku terlarut dalam rasa sedih saat mendengarkan kisah hidupnya yang luar biasa menurutku.

Kisah hidupnya yang juga kulihat memang terbukti ada dalam kehidupan ini, memang benar nyata adanya manusia seperti itu, yang menjadi kolektor pasangan hidupnya dikehidupan masa lalu, bahkan orang yang kukenal ini sepertinya memang mencari itu.

Seseorang yang dulu aku begitu respek terhadap dirinya. Usianya yang sudah cukup tua, bicaranya yang selalu kental bahasa spiritual, bijaksana, ternyata punya kehidupan seperti itu. Luar biasanya lagi, kuketahui belakangan, untuk menutupi keburukannya itu, dia sanggup berdusta, bahkan memfitnah dan memburuk-burukkan orang lain.


Dulu dari orang tua yang dulu begitu kuhormati ini, ku tahu katanya jika aku bisa melihat ke kehidupan laluku, maka sakit liver yang kuderita ini akan bisa sembuh total. Ya.. hanya dengan melihat sendiri kejadiannya yang menyebabkan saat ini aku mempunyai masalah dengan fungsi hati-ku.

Tak sengaja hal itu memang kulihat akhirnya, walaupun sampai saat ini sekalipun apa yang kulihat itu dibenarkannya sebagai melihat past life, tapi tetap aku masih sulit mempercayai apa yang kulihat itu.

Sembuh ?? awalnya memang terasa gangguan pada liverku ini menjadi berkurang, tapi tidaklah sembuh total seperti apa katanya, karena belakangan aku merasakan nyeri lagi pada liverku itu.

Uhm… lantas apa perlunya menyadari past life, kalau pada akhirnya menyadari past life ini malah membawa penurunan spiritual bagi yang menyadarinya, tidak menjadikan seseorang itu naik derajatnya menjadi manusia yang tidak lagi mengikuti hawa nafsu dan egonya, masih menduniawi …..

Menyadari past life mungkin bisa membuat diri kita menjadi manusia yang senantiasa bermuhasabah, memperbaiki dirinya sendiri dengan selalu introspeksi saat yang terlihat dikehidupan lampaunya banyak berbuat hal yang tidak baik, berbuat kerusakan dan kejahatan, serta mempertahankan dan meningkatkan lagi apa-apa yang sudah baik dikehidupan lalu, sehingga semakin meningkat jiwanya dalam pencerahan.


Uhm… ya … benar adanya bahwa jika kita tidak menggunakan akal dan pikiran kita untuk memahami segala sesuatu, dan hanya mengikuti ego dan nafsu dalam memahaminya, kita bisa menyesatkan diri kita sendiri, mencari cari pembenaran sendiri terhadap apa yang dipahami.

Mengikuti perasaan, dan menganggap itu adalah cinta, merupakan pengaruh nafsu yang ada dalam diri kita, sehingga pikiran pun tertutup karena cinta yang salah, karena perasaan yang salah dalam menafsirkannya.


Bagaimana bisa disebut sebagai soulmate, pasangan sejati, tapi masih bisa membagi perasaannya lagi dengan yang lain ? bisa bercinta dengan yang lain ? bagaimana bisa memberikan rasa cinta kepada beberapa orang dan menyebut itu sebagai cinta sejatinya? Pasangan sejatinya ?

Jelas itu bukan cinta … melainkan nafsu ……..!


1 comment:

  1. tulisan nya bagus, dan itu memang nyata terjadi.
    seringkali dlm melihat kesadaran spiritual seseorang kita mengacu kepada kemampuan tenaga dalam nya, padahal kesadaran spiritual tdk selalu diikuti dg tenaga dalam.
    terima kasih dg tulisan2 di blog ini , bnyk menambah referensi saya. :)

    ReplyDelete