1/15/2009

Kebebasan …

Dulu aku adalah orang yang tidak mau keterikatan, aku lebih suka kebebasan dalam setiap langkahku, dalam setiap keputusanku. Dalam kebebasan itu ada kebahagianku yang tidak ingin dicampuri oleh orang lain.
Kebebasanku, terkadang menjadi bersinggungan dengan orang lain, terutama dengan orang-orang terdekatku.

Uhm, disatu sisi dalam ketidak mauanku untuk terikat, aku membutuhkan orang lain yang bisa memberikan supportnya, memberikan semangatnya, memberikan kepercayaannya kepadaku. Ya .. aku tetap saja seorang laki-laki biasa yang punya kelemahan, yang terkadang terjatuh dan butuh seseorang untuk menopangku, memberiku semangat baru untuk menghadapi hidup.
Kebebasan itu, ku jalani dengan hati yang bahagia. Aku bisa pergi kemana pun aku mau, naik gunung, pulang larut malam, bahkan terkadang tidak pulang kerumah. Latihan band yang tak tentu waktu, berkumpul bersama teman-temanku walau aku bukan termasuk anak yang suka bergaul ke tempat-tempat yang biasa anak-anak muda tongkrongi. Tempat nongkrongku hanyalah sebuah tempat dimana aku bisa menikmati alam ini dengan sepuas-puasnya, bisa melihat langit malam dan bintang-bintang sambil menghisap sebatang rokok dan ditemani segelas kopi, serta berbincang-bincang dengan teman-temanku yang sejalan kebebasan hidupnya, bisa menghirup udara malam dan dinginnya didepan api unggun, bermain gitar sambil bernyanyi-nyanyi sekeras-kerasnya walau nada-nada sumbang yang keluar, menghapal lagu-lagu untuk dipersiapkan bila ada event, mendengarkan lagu-lagu berjam-jam, dan masih banyak lagi hal-hal yang terbiasa kunikmati sendiri ataupun bersama-sama dengan teman-temanku yang juga tidak pernah ingin terikat, karena ikatan hanya akan menghilangkan semua kebebasan itu, ikatan hanya akan menghalangi semuanya itu.

Namun manusia berubah, pandangan hidup bisa berubah, tujuan hidup bisa berubah. Dulu aku tidak mau terikat, hingga yang kubutuhkan didekatku adalah seorang wanita yang bisa mengerti sikapku, bisa mengerti keinginanku dan menghargainya, serta bisa percaya terhadap pilihan hidupku itu.
Sampai suatu saat, semua keinginan itu, tujuan itu, kesenangan itu berubah total. Kurasakan apa yang kunikmati dari yang namanya kebebasan itu, tidaklah membuat aku menemukan kebahagiaan yang sejati.
saat dulu aku tidak pernah peduli dengan apa yang kulakukan, apakah membuat orang berpikir lain tentangku, berpikir lain tentang sikapku, berpikir lain tentang kebaikanku, berpikir lain tentang ucapku.
aku dekat dengan siapapun yang aku mau, bahkan sejak dulu aku selalu bisa menempatkan diriku dipihak manapun, baik diantara pihak yang saling bermusuhan, saling berlomba, saling menutupi sekalipun.
tapi tetap semuanya kulakukan tanpa ada maksud tertentu, semua berjalan begitu saja, tidak ada maksud bermain-main, hanya menjalani saja apa yang membuatku bahagia dan merasakan senang.

aku dekat dengan banyak wanita, tanpa ada satupun yang harus merasa terikat atau ku ikat dengan sebuah komitmen. dan aku sudah merasa cukup senang, karena dari situ aku juga sudah cukup mendapatkan perhatian dari banyak orang, mendapatkan kasih sayang dari banyak orang, mendapatkan kebahagiaan dari banyak wanita.
belakangan akhirnya aku tahu, kedekatanku, keterbukaanku, ternyata banyak membuat orang berpikir salah terhadapku. aku dianggap menjadi orang yang selalu membuka harapan bagi orang, memberi harapan bagi banyak orang, dan bahkan beberapa membuat mereka ternyata menyimpan sakit hati karena keterbukaanku, karena keluwesanku dalam berhubungan dengan orang-orang.
rasa senang berdekatan denganku lambat laun ternyata membuat mereka beranggapan negatif terhadapku.
sikapku yang terlalu dingin terhadap wanita, tapi tetap bisa memberikan perhatian, malah ternyata suatu hari kuketahui membuat mereka berpikir bahwa aku adalah laki-laki yang tidak normal, tidak menyukai lawan jenisnya hehehehe ...
uhm,... tidak kukira akan sebegitu jauhnya orang berpikiran tentangku karena sikapku sendiri.

semuanya berubah, saat aku mulai menginginkan arah yang jelas dalam hidupku. aku tidak ingin lagi hidupku berlari kesana kemari tanpa tujuan, tanpa arah.
aku menginginkan kebebasan dalam keterikatan, kebebasan dalam ikatan. semua kupikir bisa kudapatkan saat aku bisa menjalani hidup ini bersama seseorang yang sama-sama mencari kebebasan dalam ikatan itu.
aku mulai berpikir, dan semakin lama semakin kuat pikiran itu berputar didalam benak dan anganku, bahwa kebahagiaan yang kucari itu sesungguhnya bisa kudapat saat aku bisa menemukan seseorang yang bisa memberikan kebebasan itu.
kebebasan dalam sebuah komitmen, kebebasan yang bisa dicapai dan diraih tanpa harus terus menjalani kebebasan seperti yang dulu kujalani.
kebebasan yang tidak lagi harus membuat orang berpikir bahwa aku sedang menebarkan perhatian, membuat orang berpikir aku senang mencari cari perhatian.
uhm.. aku tidak lagi membutuhkan perhatian dari banyak orang, cukup dari satu orang yang bisa memberikanku semua hal yang kucari didunia ini, semua hal yang kubutuhkan didunia ini.
bila semua itu bisa terpenuhi oleh satu orang, kebahagiaan itu bisa kudapatkan dari satu orang, kedamaian itu bisa kurasakan dari satu orang, maka tak lagi penting bagiku untuk mencari hal yang lainnya. tidak penting dan tidak lagi akan kucari - cari.

hanya butuh sebuah keyakinan dan kepercayaan saja untuk mencapai itu.
dulu keyakinan dan kepercayaan itu sudah hampir pasti kudapatkan dan kurasakan dari seseorang. Tapi mungkin karena dulu aku pernah menjadi orang yang tidak ingin terikat, tidak ingin urusanku dicampuri orang, tidak mau hidupku diatur orang, saat aku menghadapinya sendiri, aku semakin sadar bahwa dulu aku benar-benar telah banyak membuat orang lain banyak merasakan kecewa terhadapku. Setidaknya, banyak dari tulisan beberapa teman yang ku kenal dulu di booklet masa kuliahku menggambarkan isi hati mereka yang sepertinya kecewa, beberapa obrolan dengan beberapa temanku yang setelah lama tidak bertemu juga beberapa kali menggambarkan perasaan mereka waktu itu.

:) hidup ini memang akan terus mendapatkan pelajaran, terutama dari masa lalu kita.
sudah seharusnya masa lalu kita membuat kita saat ini menjadi jauh lebih baik. Sudah seharusnya kita membuka mata dan telinga kita lebar-lebar untuk bisa memahami perjalanan hidup kita yang ternyata mungkin selama ini disadari atau tidak disadari sudah membuat orang lain merasa kecewa atau bahkan sakit hati terhadap kita, membuat orang lain merasa diberi harapan oleh kita.
kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak atau belum kita sadari, bisa saja menjadi suatu penghambat jalan hidup kita saat ini, agar kelak bila kita sudah bisa menyadari kesalahan diri kita, sekecil apapun, itu bisa membuat kita menjadi orang yang lebih sadar dan menghargai perasaan orang lain.

akan selalu ada sebab dan akibat ...
maka yang sebaik baiknya adalah ... membuat diri kita, setiap tindakan kita, ucapan kita, menjadi sebab dari sebuah niat baik yang tulus dengan melihat terlebih dahulu apakah semua tindakan dan ucapan kita ini mungkin akan mengakibatkan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi orang lain, sehingga sebab yang kita timbulkan akan berakibat baik dan berharga bagi diri kita juga bagi orang lain tanpa menimbulkan noda hitam bagi hidup kita.




No comments:

Post a Comment