1/06/2009

Berguru tentang Cinta Kepada Allah

Dia sebagai yang penyebab yang tiada disebabkan, seperti yang dia tunjukkan dalam Al-IkhlasNya … adalah Dia yang tidak ingin diduakan, tidak ingin disandingi dengan yang lain, tidak ingin hamba yang mencintaiNya mencari yang selain Dia, bahkan untuk berpikir sedikit saja tentang itu Dia tidaklah menyenanginya. Tidak ingin Dia disekutukan, dicari selain Dia, dicintai selain Dia Sebagai Sang Maha Cinta yang memberikan cintanya kepada hambaNya.

Begitulah cinta manusia seharusnya … cinta yang tidak lagi akan terbagi, cinta yang tidak ingin saat cinta itu hadir dan sudah tertuju, dicampuri dengan yang lainnya, tidak ingin ada yang lain walaupun hanya dipikirannya, tidak ingin dirusak karena ada yang lain dicinta itu. Semua menjadi sama seperti cintaNya itu, karena Dia ada didalam kita, sifatNya adalah juga sifat mahluknya dalam keterbatasan tentunya.

Sedangkan manusia yang mencintai Dia saja masih banyak yang memungkiri kata cintanya, tentu saja yang hanyalah mahluknya yang tidak sempurna ini lebih hebat lagi perselingkuhannya. Lebih mudah lagi bagi sesama mahlukNya ini untuk menduakan cinta, mencari bandingnya cinta, menikmati cinta saat dia berkata cinta terhadap yang dicintainya. Apakah ada cinta manusia seperti ini ? aku yakin ada … yaitu orang-orang yang mencintai seperti cintanya kepada sang Maha Cinta.


Cinta kepadaNya tentu akan penuh dengan cobaan, dengan ujian untuk mengetahui apakah cinta itu benar, apakah cinta itu bukan datang dari sebuah kedustaan belaka. Sehingga sang Maha Cinta akan senantiasa menguji para pecintanya, dengan segala macam ujian dan cobaan. Lalu terlihatlah, terbuktilah bahwa cinta kebanyakan orang adalah dusta, dimana mereka mengaku cinta kepadaNya, tapi mereka berubah haluan saat cinta itu di ujiNya dengan hal-hal yang mungkin membuat mereka menyukai cinta yang lain, ataupun dengan hal-hal yang tidak disukainya. Pada akhirnya yang mampu bertahan untuk tetap mencintaiNya hanyalah para pecintaNya yang mampu mengatasi semua kesulitan, semua kesusahan dan cobaan. Tidaklah cinta itu akan terbukti tanpa ada kesulitannya, tanpa ada penderitaannya. Sehingga orang yang paling bersabar, akan keluar menjadi hamba yang paling besar dan paling benar cintanya kepada sang Maha Cinta.

Begitu juga cinta sesama mahluknya ini, tidak akan ada cinta yang berjalan mulus selalu, tapi akan ada hal yang merintangi, akan ada hal yang menghalangi, akan ada cobaan dengan didatangkan cinta-cinta yang lain yang menjadi godaannya, akan ada masalah-masalah dan penderitaan. Dan yang bersabar menerima semuanya, serta mau mencari jalan keluarnyalah yang akan terbukti kebenaran cintanya.

Apakah ada cinta manusia seperti itu ? aku yakin ada, yaitu yang tetap sabar saat cintanya dihadapkan dengan semua godaan hidup .. seperti yang bersabar dalam mencintaiNya …


Seorang yang mencintaiNya adalah seorang pecinta yang mematuhi kekasihNya. Karena saat mencintaiNya dengan disertai pengagungan, penghormatan, dan kesadaran tentang kekuasaanNya, maka jiwa sang pecinta itu akan tunduk sepenuhnya kepada yang dicintaiNya itu. PecintaNya akan menghargai Dia, menjaga perasaanNya dengan segala sikap dan tindak tanduknya yang senantiasa mematuhi apa-apa yang diucapkanNya untuk kebaikan sang pecinta, karena tidaklah mungkin Dia yang Maha Cinta akan menyesatkan, akan membodohi dan mencelakakan para pecintaNya itu.

Begitu juga cinta sesama mahluknya, saat dia mencintai seseorang, tentu akan ada penghormatan, kesadaran, dan patuh terhadap sang cintanya itu, patuh dalam arti yang disadarinya adalah kebaikan, untuk menjauhi keburukan dan kenistaan, meninggalkan apa-apa yang merendahkannya dari arti cinta. Bila kau temui bahwa cinta itu menyuruhmu kepada suatu keburukan, memintamu melakukan kesalahan, menundukkanmu kedalam sesuatu yang rendah, maka pastikan itu bukanlah cinta … karena cinta tidak akan begitu …

Cinta tidak akan membuatmu menjadi buruk, tidak akan membuatmu menjadi orang yang direndahkan, tidak akan menyakitimu, maka dengarkanlah apabila itu adalah baik dan benar …


Sang Maha Cinta adalah “Pencemburu”, Dia akan cemburu bila melihat para pecintanya yang mengaku cinta padanya, tapi menduakan Dia sebagai yang Tunggal, yang seharusnya Satu untuk dicintai. Dia akan cemburu bila pecintanya berpaling, walaupun hanya sedikit saja, sebentar saja keberpalingan itu terjadi. “sesungguhnya kecemburuan Allah adalah jika orang Mukmin melakukan apa yang dilarangNya”

Seperti itu juga manusia, punya rasa cemburu. Tentunya jika kita ingin mempunyai cinta yang sebenar-benarnya cinta, maka tak akan sang pecinta itu membuat yang dicintainya merasakan cemburu, terlebih lagi bila kecemburuan itu adalah perbuatan yang disengajanya, disadarinya akan membuat cemburu. Cemburu itu tidaklah akan ada, jika telah tertanam penghargaan, penghormatan dan kepatuhan seperti para pecintaNya yang sejati. Semua ini diperlukan kesadaran, dan lebih menyadari yang dicintainya, sehingga bisa merasakan, bisa mengenali, bisa mengetahui, apa-apa dari dirinya yang memungkinkan kecemburuan itu datang, sekecil apapun hal itu.


Sang Maha cinta senantiasa ingin menjadi yang utama bagi para pecintaNya, senantiasa ingin diutamakan dalam hidup para pecintaNya. Kesejatian cinta menuntut mengutamakan Sang Cinta diatas segala-galanya, termasuk dirinya sendiri, dan rela menanggung beban untuk mendapatkan Cinta sepenuhnya dari sang Maha Cinta.

Begitu juga cinta mahluknya. Tentu bukanlah berarti bahwa harus diutamakan seperti mengutamakan DIA, tapi dalam bentuk sebuah pengorbanan sebagai pembuktian kesejatian cinta itu. Sehingga saat mencintai seseorang, dia akan menerima yang dicintainya itu apa adanya, kekurangannya, kelebihannya, dan dia akan mengutamakan segala kebaikan, segala pengorbanan yang diperlukan cinta itu termasuk didalamnya semua halangan dan rintangan dengan mengutamakan cinta, bukan mengutamakan pengorbanannya, tapi mengutamakan cintanya saat harus dicoba dan dicoba kebenarannya.

Seorang pecinta akan selalu mengingatNya, mulutnya takkan berhenti menyebutNya, tidak pernah kosong hatinya dari Dia, karena saat mencintai sesuatu, maka akanlah selalu dia teringat dan terkenang terhadap apa yang dicintainya itu.

Dan tentunya, seseorang yang mencinta adalah, orang yang didalam hatinya saat sudah tertuju cinta itu tidak akan mengingat, menyebut, mengenang dan memikirkan selain orang yang dicintainya. Yang ada hanyalah seseorang yang dicintainya didalam hati, didalam pikiran. Dan takkan tersimpan yang selain dari yang dicintainya, takkan menyebabkan yang lain mendapatkan cintanya lagi.


Saat seorang pecinta bersujud menyembahNya, maka itu dilakukan semata-mata hanya karena rasa cintanya, cinta kepadaNya, tanpa mengharapkan apapun, tanpa mengharapkan balasan apapun, karena baginya saat memberikan cinta itu seutuhnya kepada Dia, sudah menjadi suatu karunia, rahmat dan nikmat yang tak terhingga dan tak bisa dinilai dengan pembalasan apapun dariNya.

Begitu juga cinta manusia, tidaklah cinta itu adalah cinta sejati, saat cinta itu ada dihatinya karena suatu maksud tertentu, karena tujuan tertentu, karena keinginan tertentu .. terlebih hanya karena nafsu duniawinya.

Cinta yang sesungguhnya tidak akan mengharapkan apapun, tidak mengharapkan balasan apapun, hanya ada keinginan untuk mencintai dan dicintai saja. Itu berarti cinta sejati tidaklah datang dari nafsu, tidaklah datang dari ego … tapi cinta sejati itu datang dari Dia yang mempunyai kuasa dan kehendak, untuk menanamkan cinta itu kepada tiap-tiap jiwa yang dikehendakinya … dan bersyukurlah dengan cinta itu.

Masih banyak lagi bagaimana Dia mengajarkan cinta kepada hambanya


Bila seseorang mencintai sesuatu, maka dia akan menjaga sesuatu yang dicintainya itu, menghargai apa yang dicintainya itu dan menaruh perhatian yang besar terhadapnya. Tapi walau bagaimanapun juga manusia itu tidaklah sempurna, masih ada cacat didalam hatinya, sehingga menjadikan hal itu celah untuk merusak apa yang sepatutnya dia cintai.


Setelah semuanya itu … maka cintailah dan mencintai hanya karena Allah semata … dan mengharapkan ridhoNya untuk mendapatkan segala kebaikan dari mencintai dan dicintai….



No comments:

Post a Comment