1/07/2009

Kesadaran tertinggi…

Kata-kata kesadaran ini begitu sering kudengar, terlebih lagi saat aku dulu pernah memasuki sebuah komunitas spiritual yang juga melatih olah energi alam. Kemudian saat hariku lebih banyak diisi dengan memasuki “dunia serba ada” di internet, kata ini semakin sering kudengar dari forum-forum, milis dan conference orang-orang yang memang menapaki spiritual. Dalam sebuah milis yang ku ikuti, disitu seringkali kulihat banyak pertanyaan orang-orang tentang apa itu sebenarnya kesadaran, dan bagaimanakah sebenarnya yang disebut dengan “kesadaran tertinggi” itu.

Aku dulu beranggapan bahwa, tentu orang yang sudah mencapai kesadaran ini adalah orang yang pemahaman spiritualnya sudah mumpuni, banyak hal yang bisa dia ketahui, dan hal tersebut adalah hal-hal yang banyaknya tidak diketahui manusia umum lainnya.

Lalu pikirku berubah lagi suatu hari kemudian, bahwa ada tiga kesadaran dalam proses menuju kesadaran tertinggi ini.

Pertama adalah “kesadaran manusia”, pada tahap ini, kesadaran manusia masih pada level yang paling bawah, masih terdapat kesadaran hewani yang mendesak didalam diri si manusia tersebut, pertempuran pada level ini seringkali terjadi, dan yang tidak kuat menerimanya tentulah akan terbawa menjadi manusia lebih mengikuti hawa nafsu dan egonya. Dunia menjadi suatu tujuan hidup yang tak hentinya dicari untuk memuaskan segala nafsu didalam jiwa.


Kedua adalah “kesadaran ruh”, pada tahap ini, kesadaran manusia sudah beranjak lebih baik seharusnya. Dia bisa menyadari dirinya sendiri. Pertempuran hati di level ini pun tambah besar, sehingga walaupun mungkin pada tahap ini seharusnya ego dan nafsu semakin bisa ditekan, sehingga tidak lagi meledak-ledak didalam jiwa untuk mencari kepuasan duniawi, dan banyak pemahaman yang sampai kedalam diri manusia pada tingkat kesadaran ini. Banyak hal yang mungkin akan menjadi aneh bagi kebanyakan manusia lainnya saat berhadapan dengan manusia pada tingkat kesadaran ini, tapi orang yang sedang menapaki tingkatan ini juga terkadang dibuat bingung sendiri, terheran-heran dan banyak mengalami pengalaman spiritual yang diluar akal sehatnya. Tentu kalau bisa disikapi dengan bijak dan menggunakan akal pikirannya, maka pengalaman spiritual ini akan membawa ke tingkat yang lebih tinggi lagi kelak. Jadi bukan berarti pada tingkatan ini sudahlah level aman, karena level aman itu tidaklah pernah ada, selalu akan ada hambatan, rintangan, dan cobaan yang semakin tinggi kita terbang kelangit, semakin sulit pula terpaan yang datang, karena bagaimana pun juga, yang namanya manusia selalu menjadi manusia walau kesadarannya berubah lebih baik.


Ketiga adalah “kesadaran Tuhan”, dan inilah kesadaran yang tertinggi. Kesadaran tertinggi, yaitu, “kesadaran menyadari Tuhan, suatu kondisi dimana saat pemahaman, ilmu dan pengetahuan semesta itu terbuka luas didalam kepala kita, membuka lebar hati kita, saat terbentang didalam alam berpikir kita tentang kebenaran yang sejati, lalu semua itu melebur disetiap panca indera kita yang selama ini selalu dibersihkan dengan air wudhu, kemudian terserap mendarah daging dan menyebar keseluruh sel-sel diri kita, sehingga menyebabkan semua perilaku, sikap, ucapan, hati kita menciptakan apa yang dinamakan ahlak yang kharimah”.

Hati dan ucapan serta perilaku akan bersinergi, selaras dan selalu berjalan diatas kebenaran. Di dalam alquran sendiri dinyatakan, Islam diturunkan untuk memperlihatkan dan membedakan mana yang gelap dan mana yang terang, mana yang benar dan mana yang salah, serta memisahkan antara yang masih bersifat abu-abu untuk mendapatkan kebenarannya yang sejati, kebenaran yang sesungguhnya. Pada tingkatan ini seharusnya manusia sudah bisa mengendalikan ego dan hawa nafsunya, bahkan seringkali terlihat atau terkesan seperti tidak lagi mempunyai hawa nafsu dan ego yang seringkali memanipulasi. Walaupun hawa nafsu dan ego itu sudah sedemikian kecilnya, tapi juga bukan berarti sudah melupakan dunia, karena tetap hidupnya masih didunia ini, bukan didimensi atau di alam lain, masih membutuhkan materi, masih memerlukan nafsu dan ego, tapi sudah sangat mahir menggunakannya, tahu benar kapan harus menggunakannya, tahu benar apakah perlu dikeluarkan atau tidak.


Begitu banyak orang yang mengakui sudah mencapai kesadaran tertinggi. Tapi tak jarang, yang kita lihat hanyalah lapis luarnya saja. Ucapannya sangatlah bijaksana, sangat kental dengan spiritual, sikap dan ucapannya menyiratkan telah bertemu Tuhan, tapi dilain waktu menjadi orang yang penuh hasrat, dan laku nya penuh dengan kemunafikan. Mungkin mereka yang seperti ini masih terjebak, masih mendominasi egonya, sehingga seringkali membuat pembenaran-pembenaran sendiri yang dasarnya entah apa, hanya karena keyakinan bahwa segala tahu, segala bisa nya itu datang dari Tuhan, sehingga semua sikapnya bisa dijadikan pembenaran atas nama Tuhan.

Tentu kita akan sulit membantah orang seperti ini, yang bila sudah bicaranya karena semata-mata mendapatkan “pencerahan dari langit”, masuk kedalam alam pikiran dan hatinya, sementara untuk membuktikan bahwa apakah benar yang diterima dikepalanya itu adalah berasal dari Tuhan ? sedangkan yang bisa memasukkan ilham, wahyu, pengetahuan kedalam kepalanya itu bisa saja datang dari mahlukNya yang lain.


Seringkali akal dan pikiran ini disebut-sebut sebagai penghalang untuk mencapai kesadaran Tuhan, karena menurut mereka akal dan pikiran ini tidak bisa digunakan untuk mencapai Tuhan. Tapi yang kuketahui, bahwa akal dan pikiran ini sangatlah berperan penting sekali, akal dan pikiran yang dijadikan kelebihan manusia, bila didalamnya terdapat asumi-asumsi yang jelas dan dasar yang kuat serta akurat, akan bisa melahirkan kebenaran yang nyata sehingga semakin mengasah keimanan, namun sebaliknya jika lebih banyak asumsi-asumsi yang tidak akurat dan lebih banyak mengikuti ego dan hawa nafsu saja, maka akal pikiran ini pun bisa menjadi sesuatu yang menyesatkan dalam menguraikan sebuah pemahaman dan ilmu yang masuk kedalam hati dan pikiran manusia dalam proses spiritualnya.

Akhirnya buatku pribadi untuk melihat kebenaran apakah seseorang itu memang sudah mencapai tingkat kesadaran tertinggi, akan tercermin melalui ucapan dan sikapnya yang selaras, serta pemahamannya yang bisa dipertanggung jawabkan dan mempunyai dasar pemikiran dan penjelasan yang kuat. Telah tercipta ahlakul kharimah didalam kehidupannya tanpa sedikitpun kemunafikan mengotorinya.


Didalam alquran sendiri begitu banyak kataNya yang menyuruh manusia berpikir, yang berarti tidaklah benar bila menjadi manusia yang pasrah menerima saja, tanpa dipikirkan maksud dan makna yang sebenarnya terkandung didalam sebuah pemahaman ilmu dan sebuah kejadian.


Kebenaran sejati itu ADA …. dan pasti ADA ….

Uhm .. ya dan kusadari ….. si hina kelana ini masihlah orang yang rendah kesadarannya untuk bisa memahami dan menerima banyak hal dari Sang Maha Benar …



No comments:

Post a Comment