Terlalu lama sudah pertanyaan ini tersimpan tak pernah terjawab dan mendapat jawaban dari seseorang yang begitu kuharapkan jawaban itu muncul darinya.
Tanpa sengaja proses hypno yang kuminta pada seseorang untuk bisa melupakan segala perasaan ini, ternyata membawaku untuk mengenali sesuatu dan dari situ aku mendapatkan jawabannya.
Sebenarnya jawaban ini telah lama kudapatkan, tapi tidak bisa kuyakini sebagai jawaban yang benar, karena kurasa jawaban itu hanya muncul dari seseorang seperti aku yang bodoh dan tidak mengerti tentang itu.
Pertanyaan yang muncul itu adalah, kenapa hati seseorang itu tidak bisa terbuka terhadapku, kenapa hati itu harus tertutup.
Ternyata….
Dalam diri manusia ada yang disebut dengan hati, dimana hati itu mempunyai dua ruangan, satu ruang kebaikan dan satu lagi ruang keburukan. Orang-orang sufistik seringkali menyebut kedua ruang itu adalah surga dan neraka.
Setiap ruang itu bisa terciptakan banyak lagi ruang, tentu saja manusia itu sendiri yang menciptakan ruang-ruang baru tersebut. Seperti surga, ruang kebaikan itu biasa kita masuki saat kita merasakan senang, bahagia, merasa enak, nyaman, damai, dan berjuta perasaan-perasaan lain yang sangat menyenangkan dan indah-indah. Begitu juga ruang keburukan, seperti neraka, dan biasa kita masuki saat kita merasakan gelisah, khawatir, rasa takut, cemas, tidak nyaman, tidak enak, tidak damai, sedih, marah dan masih banyak lagi. Dan masing-masing ruang itu masih bisa kita ciptakan ruangan baru, tergantung kita, apa kita mau menambahkannya atau tidak, mau menambah banyak lagi ruang-ruang neraka, atau mau menambahkan ruang-ruang surga.
Ok, kembali pada jawaban yang kutemukan. Ternyata yang telah membuat hati seseorang itu menjadi tidak bisa terbuka dengan luas dan lapang hati, karena dia telah menciptakan ruang sakit hati dan kebencian dalam ruangan hatinya itu terhadapku. Sudah sejak lama dulu aku tahu bahwa dia pernah menciptakan ruang sakit hati itu untukku, dan apa yang dia ciptakan itu datang karena rasa cemburunya terhadap seseorang, dan juga karena pemikirannya yang lain-lain hingga menyebabkan apa yang dia rasakan itu malah semakin kuat dan nyata, seakan-akan apa yang dia rasakan didalam diriku itu adalah benar dan pasti benar. Tanpa sadar dia sebenarnya disitu seharusnya bisa menjadi mengerti, bahwa itulah rasa cemburu, dan saat cemburu itu datang, itu disertai dengan rasa yang tidak nyaman, kekhawatiran dan ketakutan akan kehilangan. Pada saat ketakutan dan kekhawatiran itu berlebihan, segala macam yang ada dihati pun dibenarkannya tentang aku. Khawatirnya karena merasa ce yang satu itu lebih baik daripadanya, belum pernah menikah, tidak punya anak, masih single, dan baik orangnya.
Uhm… sampai saat ini sepertinya dia masih merasa yakin bahwa apa yang dia rasakan tentang aku itu benar.
Akhirnya ruang sakit hati itu tercipta didalam hatinya. aku pernah bilang padanya, lebih tepatnya bertanya, kenapa bisa rasa sakit hati itu lebih diatas rasa cinta dan sayangnya terhadapku, tapi pertanyaan itu tak pernah bisa dijawabnya.
Sekarang aku tahu, saat ruang sakit hati itu tercipta, maka dengan mudah dan setiap saat kita bisa kembali masuk ke ruangan itu lagi, bahkan karena dipertahankan adanya ruangan itu didalam hati kita, pada saat kembali menemui permasalahan, maka hal sekecil apapun akan sangat mudah membawa diri kita untuk kembali pada ruang sakit hati itu, bahkan sakit hati itu akan semakin bertambah besar disertai juga rasa benci.
Akibat dari adanya ruang itu dalam hati kita, sulit akhirnya untuk bisa melihat sesuatu dari orang yang kita anggap menyakiti hati kita ini untuk bisa terlihat kebaikannya, selalu terbayang semua yang menyebabkan rasa sakit hati itu. Apapun akhirnya yang berusaha untuk dijelaskan pada yang empunya ruang sakit hati dan kebencian itu tidak akan bisa masuk pada saat dia sudah benar-benar yakin dan haqul yakin dengan anggapannya bahwa orang itu memang telah benar-benar menyakiti hati.
Lalu kulihat pada kejadian yang kualami, yah memang tepat seperti itu yang terjadi. Dia tidak pernah mau mendengarkan penjelasan. Sekalipun dulu dia sudah meminta maaf dan berkata bahwa dia telah salah, tapi ternyata maafnya itu tidaklah tulus, karena belakangan kutahu dia masih menyimpan sakit hati itu. Sehingga hal ini sangat sesuai sekali dengan pemahaman yang kudapatkan itu.
Kemudian, pada saat cinta itu akan timbul kembali seiring waktu, ternyata cinta itu tidak akan pernah terbuka selama ruang sakit hati itu masih tersimpan, masih terbentuk dalam sekat ruang keburukan diri kita. Hati akan sulit untuk bisa merasakan cinta dari seseorang yang telah kita anggap menyakiti hati kita, karena sakit hati itu menjadi duri yang akan siap mengoyak kembali dalam kesadarannya. Bisa diibaratkan orang yang telah menyakiti hati kita itu telah mendapatkan cap sebagai seseorang yang pernah menyakiti hati dan itu berarti seseorang itu sudah mempunyai nilai yang buruk.
Selama itu cap itu masih kita lekatkan pada diri orang, maka itu akan terus menghantui dan terus membenarkan apa yang kita anggap, dan selama itu juga kita masih saja berdiam dan merasa betah didalam ruangan sakit hati yang telah kita ciptakan itu.
Ya.. ternyata itulah jawabannya, jawaban yang mungkin tidak akan pernah dia sadari juga, bahwa itulah yang selama ini telah menutup hatinya untukku, itulah yang menyebabkan hatinya sulit untuk bisa terbuka. Tentu saja sulit dan tertutup itu hanya akan tertuju pada orang yang kita anggap telah menyakiti hati kita saja.
Uhm, bisa kubayangkan, dulu dia pernah sakit hati, dan itu dia akui, dan tetap tidak bisa terima kebenaran dari apa yang kujelaskan. Kemudian, kembali dia merasa sakit hati, karena aku hanya ingin mencoba melindunginya dari seseorang yang punya maksud tidak baik terhadap dia, lalu lagi-lagi dia sakit hati karena ucapanku, ucapan yang keluar karena dia hanya diam saat aku meminta jawaban, mencari jawaban agar tidak bingung dan terombang-ambing perasaan yang tidak menentu.
Ternyata benar, apabila kita telah menciptakan sebuah ruang, baik itu dalam ruang keburukan ataupun dalam ruang kebaikan, maka kita akan kembali memasuki ruang itu, sekalipun ruang itu adalah ruang keburukan, sekalipun yang diciptakan oleh diri kita itu adalah hal yang tidak menyenangkan, membuat kita sedih, marah, benci, sakit hati dan lain sebagainya. Intinya, kita akan terperangkap oleh ruang atau sekat hati yang terciptakan itu berlama-lama, bila kita tidak merubah jalan pikiran dan menelaah kembali apakah benar dan memang sudah pada tempatnya kita sakit hati pada seseorang atau tidak, apakah benar apa-apa yang kita anggap seseorang itu telah membuat kita sakit hati ataukah sesuatu yang salah kita lihat dari orang. Tapi walau bagaimanapun juga tentu yang terbaik adalah tidak pernah membuat diri kita sakit hati, dengan lebih membuka hati dan pikiran kita dalam menyikapi sesuatu hal, baik dan buruknya, sebelum hal itu menyebabkan kita membuat ruang hati yang khusus yang akan kita rasakan sendiri.