1/09/2009

aku....


[91:9]
sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu,

coba lihat punggung tangan kiri kamu ... ! apa kamu ga sadar ada yang tertulis disitu ...
uhm... tentu saja diriku yang tidak punya kemampuan apa-apa untuk melihat sesuatu yang tidak tampak, tidak bisa melihat apa yang dia lihat. sementara dia bisa melihat dengan jelasnya, ada sebuah kalimat yang melingkar dipunggung tangan kananku. lebih tepatnya sebuah tulisan Arab.
beberapa kemudian, dia memberitahuku, bahwa tulisan itu ternyata setelah dicari didalam al-quran adalah sebuah barisan ayat dari surat Asy-syams yang berarti matahari.
ayat yang tertulis itu adalah "Qad aflaha man zakkaahaa" ..
menurutnya lagi tulisan itu juga terdapat ditangannya, ya sebuah tulisan yang sama, arti yang sama, makna yang sama.

uhm... kubayangkan diriku dengan dirinya saat itu..
betapa indahnya jika aku bisa bersama-samanya selalu untuk bisa membahas keajaiban-keajaibanNya yang tersurat dan tersirat, mengkajinya, mencoba memahaminya. mengurai sunatullah yang dilukiskanNya di alam semesta ini.
teringat olehku dulu, orang yang kucintai ini berkata, bahwa egonya masih sangat tinggi dan meminta aku mengajarinya untuk bisa menjadi orang yang meredam ego itu. tapi kenyataannya justru aku mempunyai ego yang lebih besar darinya :)

kembali pada ayat yang ada ditanganku ini...
uhm, kusadari bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya itu memang akan terlahir lewat jiwa yang bersih, jiwa yang sudah terlepas dari egonya dan cenderung pada sang ruh. jiwa itu sendiri tempat para nafsu, semua nafsu buruk dan juga nafsu yang diridhoi ada disitu. sementara sang ruh adalah fitrahnya manusia, mempunyai sifatNya dan bersih dari segala nafsu itu.
tidaklah mudah membersihkan jiwa ini dari segala nafsu yang rendah, karena memang hanya yang mendapatkan kekuatanNya dan kehendakNya saja yang bisa membersihkan jiwanya itu.
walaupun begitu, manusia selalu mempunyai pilihan, jika benar-benar mempunyai niat yang tulus, niat untuk selalu membasuh diri dengan segala kebaikan dan tidak menuruti hawa nafsu, tentu akan ada jalan yang terbukakan untuk bisa mendapatkan jiwa yang tenang dan terang.

begitu banyak jalan untuk mencapai jiwa yang terang ini, banyak jalan yang ditempuh oleh manusia. dari mulai melakukan ritual-ritual yang sulit dimengerti, laku-laku spiritual yang aneh, atau juga yang masih bisa masuk akal dan juga punya dasar pemikiran yang jelas, pemahaman yang jelas dan memang berdasar pada ajaran agama.
tak jarang kutemui orang yang berusaha mencapai ketenangan jiwa ini harus mencari kesana kemari, menapaki gunung, meditasi dibawah air sungai tertentu, meditasi didalam goa-goa, puasa, dzikir, menemui orang-orang yang sudah dianggap suci dan belajar darinya, serta masih banyak lagi cara.
kusadari jalan yang ditempuh orang, belumlah tentu juga akan menjadi jalan kita, terlebih lagi bila dasarnya tidak jelas, kebenaran jalannya masih diragukan karena tidak ada kejelasan pemahaman untuk menapaki jalan tersebut.
sebenarnya bila mau membuka jalan pikiran kita, maka kita bisa melihat bahwa jalan yang ditunjukkanNya sudah begitu mudah, tidak harus bersusah-susah, tidak harus pergi ketempat-tempat yang konon bisa mengajarkan banyak hal tentang spiritual.
alam semesta ini adalah padepokan spiritual itu sendiri, begitu banyak hal diajarkan melalui kalamNya, melalui sunatullahNya. tapi ternyata manusia terkadang malah lebih memilih jalan yang tidak jelas, jalan yang sulit, jalan yang membuat sakit dirinya sendiri.
terkadang justru jalan yang dianggap bisa membawa jiwa ini menjadi lebih bersih, malah menyesatkan dan menjauhkan diri dari kebenaran yang sejati, melenceng dari jalan yang benar.

keraguan, ketidak yakinan, dan kesombongan diri kita menjadi hal yang paling utama dalam menyesatkan diri kita sendiri. terlalu yakin dengan apa yang kita pahami, terlalu yakin dengan kemampuan kita memang didapat langsung dariNya sehingga semua paham yang masuk kedalam kepala dibenarkan tanpa mencari dasar pembenarannya, hingga bila ego dan hawa nafsunya sendiri yang berbicara tidak lagi bisa dibedakan, mana yang datang dari Dia atau datang dari kerendahan diri sendiri, atau mungkin datang dari mahlukNya yang lain.
uhm... ya jalan itu sudah diberikan, jalan itu sudah ditunjukkan, jalan itu sudah begitu jelas ....

entah kenapa si aku yang dipenuhi ego ini dulu begitu yakin, jika suatu saat nanti aku bisa bersanding dengan orang yang mengingatkan jalan itu, jalan kemudahan akan lebih bisa kudapati bersamanya. aku tidak tahu apa bisa kurasakan seperti ini saat harus bersama orang lain, uhm..mungkin bisa, tapi rasanya seperti akan menjadi lain dan berbeda.

harapku, mudah-mudahan suatu saat nanti, aku bisa bersama-sama dengan orang yang kucintai mengarungi lautan samudera spiritual itu berdua...


No comments:

Post a Comment