1/17/2009

Aku dan sombong [2] …

Kalau harus disebutkan satu persatu, rasanya terlalu banyak sudah orang-orang yang tanpa kusadari telah menjadi pembimbing hidupku.
Salah satunya lagi yang sudah memberikan cahaya dalam hidupku, adalah diturunkan melalui seseorang yang menjadi bintang terang dalam duniaku. Ya bukan pernah menjadi bintang, tapi buatku tetap akan menjadi bintang terang itu.
:] aku pernah mengukirkan sesuatu dengan telunjukku ke arah satu bintang membuat guratan kata-kata saat bintang itu terlihat berpijar terang, hehehe apa yang kuguratkan tentu tidak perlu kutulis disini, cukup tergurat disitu dan cukup aku saja yang tahu.

Dari bintang ini, kusadari betapa banyaknya kesombongan yang telah kubuat dalam hidupku.
Kesombongan yang selalu isinya hanyalah sesuatu yang tidak pernah ada, tidak pernah bisa kulakukan, tidak mampu kuperbuat, tidak ada dalam diriku.
Aku terperangkap oleh daya imajinasiku sendiri yang mungkin terlalu kuat, sehingga lama-kelamaan, aku malah semakin mempercayai imajinasiku sendiri sebagai sesuatu yang nyata dan benar.

Karena semua perasaanku terhadap sang bintang terang ini, aku “merasa” bahwa apa yang kulihat, kudengar, kurasakan didalam diriku yang berasal dari sesuatu yang tidak bisa kulihat nyatanya itu, seakan-akan adalah tindakanku yang paling benar dan mulia.
Kesombongan itu membuat aku menjadi orang yang sangat yakin bahwa semua itu benar dan aku mencoba menjadi seorang pahlawan. Seorang pahlawan bertopeng mungkin sangat tepat untuk menjadi julukanku, karena aku mengenakan topeng yang menggambarkan kesombonganku, tanpa kusadar bila topeng itu terbuka, maka terlihatlah bahwa aku ini tidak mempunyai apa-apa dan tidak bisa apa-apa.
Aku menempatkan diriku kedalam dirinya seakan-akan aku adalah juga sebuah bintang yang bisa menerangi dia, padahal sebenarnya diriku lah yang membutuhkan cahaya dan penerangan itu.

Kesombongan akhirnya hanya membuat aku menjadi orang yang menyakiti hati orang lain, dan juga membuat diriku terlihat semakin buruk dan bodoh.
Sesuatu yang sama sekali tidak berguna, tidak bermanfaat dan tidak memberikan kebaikan apapun untuk diriku selain kesadaran yang kusadari saat ini.
Ya, satu-satunya kebaikan dari kesombonganku dulu adalah, aku menyadari keburukan dari kesombonganku selama ini.

Aku belajar banyak dari bintangku itu. Aku mengenal banyak hal darinya untuk bisa membawa perubahan didalam diriku menjadi manusia yang lebih baik.
Menyadari kekurangan adalah juga suatu kesadaran agar tidak terjebak menjadi orang yang merasa punya kelebihan dan kemampuan. Bisa menyadari kekurangan akan membuat diri kita belajar dan belajar lagi dari hidup dan kehidupan ini.
Baju kesombongan memang terlihat megah dan mewah, terlihat kebesarannya. Tapi baju itu akhirnya akan membakar diri kita menjadi orang yang tidak berguna sama sekali, bahkan akan semakin merendahkan dan menjatuhkan kita.

Aku bersyukur, dalam beberapa pembicaraan terakhirku bersama bintangku itu didalam sebuah sms, dia berkata “sampai kapanpun, saya akan menganggap kamu adalah teman terbaik saya”.
Dan aku bersyukur, saat ini dia bersahabat dengan sahabatku itu, seseorang yang memang pantas untuk menjadi sahabatnya.
Banyaknya hal yang sudah terjadi, dan telah membuka mataku bahwa betapa sombongnya diriku selama ini, membuat aku menjadi ikhlas dan rela menerima jalan ceritaku dengannya yang harus begini saat ini. Sudah sepantas dan sewajarnya kalau aku hanya sampai disini dengan bintang itu.

Aku tahu dan sadar, sampai kapanpun aku tidak akan bisa menjadi yang terbaik buat sang bintang, masih terlalu banyak yang harus kuperbaiki dalam diriku dan itu masih terlalu jauh untuk bisa memperbaikinya.
Sebagai penghargaanku dan terima kasihku, maka aku hanya bisa berkata “sampai kapanpun, dia adalah yang terbaik dalam hidupku”.
Aku tidak akan pernah menganggap, tapi aku akan bilang dia yang terbaik, karena memang dia yang terbaik yang pernah kukenal dan pernah dekat denganku.

Mudah-mudahan, seseorang yang pernah berkata kuch kuch hota hei kepadaku tentangnya, bisa lebih sadar, tidak hanya sekedar kuch kuch hehehehe :]

Uhm …
Semoga kesombongan itu akan semakin terbakar dalam diriku….


No comments:

Post a Comment